Rabu, 10 Juni 2015

Miracle In Cell No.7: "I Love My Daddy Too"


Miracle In Cell No. 7

Selain film Jepang, film korea juga menjadi favorit gue. Menurut gue, penggarapan film mereka itu selalu nampak sempurna. Para pemainnya pun selalu all out memainkan perannya. Mereka selalu terlihat ekspresif dan natural.

Miracle in Cell No. 7 adalah salah satu K-Movie favorit gue. Film besutan sutradara Lee Hwan Kyung yang rilis pada tahun 2013 ini sukses menyentuh hati para penontonnya. 

Ryu Seung-ryong yang berperan sebagai Lee Yong-Gu (Yong Goo) atau  ayah Ye-Seung kecil (YS)  yang diperankan oleh Kal So Won. Yong Goo merupakan seorang ayah yang memiliki keterbelakangan mental tetapi sangat menyayangi putrinya.

Kisah dimulai dengan Ye-Seung dewasa yang diperankan oleh Park Shin-hye (PSY). Dia datang menemui teman-teman ayahnya saat Yong Goo masih dipenjara. Lucunya mereka semua sudah taubat, eh, lebih tepatnya berubah. Ada si kepala gangster di sell no 7 yaitu So Yang-Ho atau Oh Dal-su nama aslinya, dia sekarang menjadi pendeta disebuah Gereja, Kang Man-Beom atau Kim Jung-Tae yang beralih profesi menjadi seorang peramal, dan lain-lainnya. Ye-Seung dewasa yang telah menjadi seorang pengacara muda kembali mengangkat kasus pembunuhan yang dituduhkan kepada ayahnya untuk membuktikan bahwa ayahnya tidak bersalah. Di tengah sidang, Ye-Seung pun menceritakan kisahnya.

“In the name of justice, I will Punish You!”. Di akhir cerita gue baru sadar apa kenapa jargon ini disorot di awal film ini.

Februari 1997

Di depan sebuah toko tas, Ye-Seung dan ayahnya menonton soundtrack film Sailor Moon. Yong Goo ingin membelikan tas sekolah untuk Ye-Seung. Tas bergambar Sailor Moon itu limited edition, dan mereka berencana membeli tas itu esok hari karena uang mereka baru akan terkumpul  besok. Tapi ternyata tas terakhir sudah dibeli oleh keluarga seorang kepala kepolisian. Yong Goo berusaha meminta agar tas itu mau diberikan kepadanya, tapi ditolak, bahkan Yong Goo sampai dipukuli oleh ayah sang anak. Jadilah mereka pulang dengan tangan kosong, ditambah luka-luka di wajah Yong Goo.

Suatu hari, Yong Goo bertemu kembali dengan anak dari pejabat polisi yang membeli tas terakhir waktu itu. Yong Goo yang memiliki keterbelakangan mental sangat senang waktu anak itu memberitahukan bahwa ada toko lain yang menjualnya, dan dia mau mengantarkannya ke toko tersebut. Yong Goo mengangguk-angguk kemudian mengikuti gadis kecil itu berjalan. Matanya terus berbinar menatap tas yang dipakai oleh gadis kecil itu. Dengan langkah kekanak-kanakkan dia terus mengikutinya. Mereka berjalan melewati jalanan di pasar. Tiba-tiba saja adegan sampai pada saat gadis itu berteriak. Yong Goo sedang membuka celana gadis itu dan segera memberikan bantuan pernafasan. Lalu datang seorang ibu-ibu, dia salah paham, dia mengira bahwa Yong Goo sedang melakukan perbuatan asusila. Singkat cerita Yong Goo akhirnya dipenjara. 

Pokoknya Yong Goo diadili tanpa proses. Nggak adil pake banget!

Karena kepolosannya Yong Goo sering banget dipukuli, termasuk oleh chief penjara Jang Min-hwan (Jeong Jin-yeong). Pertama masuk sell no 7, ketua gangsternya So Yang-Ho (Oh Dal-su) penghuni sell yang lain kebingungan, gimana bisa orang sepolos Yong Goo melakukan kejahatan?. Perkenalannya aja kocak banget.
“Mom hurt because my head was big.” Nggak penting banget kan? Wkwkwk. Pokoknya masih lucu-lucuan diawal mereka di penjara.

Si ketua geng yang nggak bisa baca (ini ketahuan gara-gara Ye-Seung minta dibacain cerita sama dia) meminta salah satu anak buahnya membacakan catatan kejahatan Yong Goo, dan pas tahu bahwa Yong Goo adalah seorang kidnapped, rame-rame seisi sell no 7 mukulin Yong Goo sampe babak belur. Tapi semuanya berubah ketika Yong Goo menyelamatkan Ketua geng dari percobaan aksi pembunuhan yang dilakukan oleh ketua geng lain. So Yang-Ho lantas memberikan tawaran akan memberikan apa pun yang diinginkan Yong Goo.

Mission impossible penghuni sell no 7 berlangsung. Akting mereka benar-benar ok, deh. Apalagi pas adegan Ye-Seung ketemu Yong Goo. Nonton film ini bikin gue terus merapal mantra “jangan nangis jangan nangis jangan nangis.” 

Rencananya Ye-Seung hanya akan berada di sell selama dua jam, tapi karena pastornya sakit, jadi acara kebaktian dipercepat dan Ye-Seung terpaksa harus diselundupkan ke dalam sell lagi. Kekocakan demi kekocakan berlangsung. Sampai akhirnya petaka itu datang. Chief tahu kalau ada anak kecil di dalam cell no 7, dia marah besar, sampai Yong Goo diikat dan di kurung. Si chief berubah baik gara-gara Yong Goo nolongin dia waktu kebakaran terjadi di penjara. Karena melihat banyak kejanggalan, Chief Min-hwan akhirnya melakukan penyelidikan sendiri. Dibantu penghuni sell no 7 mereka menggali ingatan Yong Goo tentang kejadian hari itu, dimana gadis kecil itu meninggal.

Semuanya berjalan sempurna, sayangnya menjelang sidang berlangsung, Yong Goo yang sudah berhasil mengingat detil peristiwa demi peristiwa itu diintimidasi dan dipukuli, dia dicekoki lagi dengan hal-hal yang bukan sebenarnya terjadi, membuatnya gagal fokus dan kembali gagap. Maklum, kan dia keterbelakangan mental. Mentang-mentang ayah si gadis itu seorang komisaris kepolisian, dia membuat cerita seolah Yong Goo ini benar-benar pembunuh. Dia mengancam akan membalas perbuatan Yong Goo kepada Ye-Seung. Miris. Bahkan Yong Goo akhirnya divonis hukuman mati.

Penghuni sell no 7 berjuang keras membuat balon udara supaya Yong Goo bisa kabur bersama Ye-Seung, tapi balon itu nyangkut diperbatasan. Yong Goo tidak perduli, dia merasa bahagia karena bisa bersama Ye-Seung, melihat indahnya matahari terbenam bersama Ye-Seung nya, meskipun itu hari terakhirnya menjelang eksekusi mati.

Ye-Seung akhirnya diasuh oleh keluarga chief, hingga bisa menjadi seorang pengacara yang akhirnya membersihkan nama baik ayahnya.

Ah pokonya lebih seru nonton langsung. 

Nih gue kasih linknya di youtube https://www.youtube.com/watch?v=Of3e5htCP-Q

Jangan lupa sambil merapal mantra “Jangan nangis, Jangan nangis, Jangan nangis!” Ok?! Itu pun gue nggak yakin pada tahan. Hahaha.

Selamat menonton dan jangan lupa mengambil hikmahnya ya!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar