Kamis, 26 Juni 2014

aku, KAU dan Cinta

Bukankah kita sudah tahu hakikat cinta
semakin ia dibiarkan
maka ia akan tumbuh semakin kuat
jika ia dirawat
maka ia akan semakin tumbuh bersemi

Bukankah kita tahu hakikat cinta
andai tak pandai kita menjaga
maka bisa jadi kita akan tergelincir dan terjatuh
jatuh cinta

cinta
bukan salahku,
bukan salahmu,
bukan juga salahnya

cinta adalah hak-NYA
Dia yang memberi
Dia yang menanamkannya

namun kita hamba-NYA
dapat memilih

akankah kita menjadi hamba-NYA yang akan merawat cinta yang belum waktunya itu agar terus tumbuh bersemi
atau kita memilih menjaga hati, agar cinta, dapat kita berikan kepada yang berhak menerimanya?

Cinta....

jika kita butuh tempat untuk mencurahkan segala cinta dan tak tahu pada siapa
berikan dan curahkan cinta pada Sang Pencipta sepertinya lebih utama ^_^

maafkan kami duhai Pemilik Cinta,
atas lancangnya hati dan kurangnya kami menjaga diri

Cinta
birkan saja itu hanya milik kita,
antara KAU dan aku


 *untuk setiap hati yang tengah membangun cinta antara ia dan DIA

Pacaran?

Pacaran?

Satu kata yang belum pernah gue temuin dalam Al-Qur'an
ga ada kata Haram atau Halal yang disebut secara jelas

yang gue tau cuma Allah Azza Wajalla pernah berfirman:

"Dan janganlah kalian mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk.” (Al-Israa’: 32)


buat gue, ayat ini udah dengan sangat jelas dan gamblang bahwa kita dilarang mendekati zina.

"trus apa hubungannya Pacaran sama Zina?"

jelas ada keleuuuuuusssss, #eehhh

yang gue tau dan gue perhatiin, pacaran itu ga jauh-jauh dari yang namanya pegangan tangan, colek-coleken, kiss-kissan, bahkan, bobok-bobok'an bareng kayanya bukan jadi hal yang tabu lagi ye. buktinya di kampung gue pun udah banyak orang nikah gara-gara kecolongan, atau bahasa gahol nya mah MBA.

Bukannya Zina mata itu dengan memandang yang bukan haknya?
Bukannya Zina pikiran itu angannya?
bukannya Zina telinga itu dengan mendengar?
bukannya Zina lisan itu dengan ucapan?

seperti sebuah hadits yang artinya:

Setiap anak Adam telah ditakdirkan bagian untuk berzina dan ini suatu yang pasti terjadi, tidak bisa tidak. Zina kedua mata adalah dengan melihat. Zina kedua telinga dengan mendengar. Zina lisan adalah dengan berbicara. Zina tangan adalah dengan meraba (menyentuh). Zina kaki adalah dengan melangkah. Zina hati adalah dengan menginginkan dan berangan-angan. Lalu kemaluanlah yang nanti akan membenarkan atau mengingkari yang demikian.” (HR. Muslim no. 6925)

Gue ga bermaksud bilang kalo orang yang pacaran itu orang yang minim tentang ilmu pengetahuan agama itu bener, tapi gue lebih ga ngerti, kenapa mereka yang udah ngerti "Syari'at" malah ngelakuin apa yang namanya PACARAN


Ya Tuhan...
gue ngomong gini bukan bermaksud bilang bahwa gue suci karna ga pacaran, sama sekali ga begitu


gue cuma berharap, kalo ada temen gue yang ngerti tapi tetep kekeuh coba-coba atau kucing-kucingan pacaran,

Buru-buru Allah buka hatinya, di usap lembut nuraninya, biar bisa nerima masukan temen-temennya yang sayang sama dia
kalopun semua usaha udah kaga mempan, moga aja Allah secepetnya nikahin mereka sebelum semuanye terlambat. bukan apa-apa broh-sist, pan kaga lucu kalo jilbab berkibar kaya sepre tapi kemana-mana boncengan sama yang bukan mahramnya, berkhalwat (bercampur baur laki2 dan perempuan) tanpa hijab. ga lucu juga kan belum sah udah bolak-balik kerumah. ga lucu juga kalo celana ngatung, jenggot tipis, eh tapi hobi ngapelin rumah cewek.
hadeuhhh -_-"


dan buat temen-temen gue yang belum ngerti tentang pacaran dalam islam, semoga Allah ngusap hati mereka, ngebukain pikiran mereka agar mau mempelajari islam lebih dalam lagi

Pacaran?

mungkin pelakunya bisa menutupi semua perbuatannya dari sesama manusia
tapi Allah yang maha tau, yang tak pernah tidur walau sekejap

DIA melihat semuanya


Astaghfirullah, pasti secara sadar ga sadar gue juga udah sering banget berzina, jadi gue kaga berani nilai seperti apa perbuatan temen-temen gue, intinya gue berharap semoga gue dan semua temen-temen, bisa terhindar dari salah satu fitnah akhir zaman ini. aamiiin

PACARAN?
#UDAH #PUTUSIN #AJA

*terinspirasi karna kehidupan di lingkungan sekitar gue

Negeri di atas awan_Cikuray 2.821 mdpl

Ide perpisahan itu muncul begitu aja, dan Cikuray pun terpilih untuk pendakian kali ini. langsunglah gue woro" ke temen-temen buat ngadain perpisahan mba wiyah yang mau balik ke kampung dan mengabdikan sisa hidupnya untuk menemani sang emak. *hoh so sweet, gue kapan ya' bisa kek gitu :'(

sekitar dua minggu berikutnya kami pun ngumpul buat ngebahas perkap dan logistik. ini adalah pendakian kedua gue bareng mereka. setelah februari 2014 kemarin ke papandayan dan April ke Lawu (tapi gue absen, hiks), tapi gue udah nganggep mereka kaya sodara sendiri. 

sesuai perjanjian, kami kumpul di terminal KPR (Kampung Rambutan) sebelum pukul 21.00 WIB, alhamdulillah kali ini semua datang tepat waktu, ga seperti pas ke papandayan kemarin, mas hendi dkk telatnya super telat >.<

Setelah semua kumpul (gue, mba wi, mb devi, bang bayu, mas hendi, bang faiz, bang ryan, bang rayen (rian juga nama aslinya), bang iqbal, agung), kami langsung masuk terminal dan nyari bus yang ke garut. yah, meskipun 21.30 kami sudah masuk bus, seperti biasa, mereka ngetem dulu lamaaaaa bingit, mana ac bus nya abal-abal, eh ga jalan-jalan. Di dalam mobil isinya kebanyakan pendaki juga, tapi kebanyakan dari mereka mau naik ke papandayan. AC yang ga berasa, ditambah bus yang dipenuhi oleh carrier gede para pendaki (karna bagasi udah ga muat), semakin menambah engapnya udara di dalam. barulah sekitar pukul 00.00 WIB bus melaju normal, dan gue pun terlelap saking ngantuknya. 

sekitar pukul 04.30 WIB kami baru sampai di terminal garut, macet banget, padahal prediksi kami sampai terminal sekitar pukul 03.00 WIB. hahhh ya sudahlah. sambil menunggu adzan subuh, kami beristirahat, sementara cowoknya ada yang coba carter mobil buat ke pemancar.

usai subuhan, kami menuju ke tempat angkutan umum. di sini jangan harap bisa nawar tarif angkot. ga mempan!, karna tarif sudah dipatok oleh mereka. Jakarta-garut yang berjam-jam aja cuma 40 rb-an, ini terminal-pemancar yang ga lebih dari dua jam juga sama 40rb, karna ga ada pilihan lain, akhirnya kami tetep naik (bener-bener mencuri kesempatan dalam keterdesakkan >.< )

07.00 WIB  sampailah di pemancar. setelah melalui jalan terjal berliku yang bikin perut pusing. saking terjalnya jalan, angkot yang kami naiki ini ngambek dan ga mau nanjak karna beban yang terlalu berat. awalnya yang badannya gede aja yang turu, tapi karna tetep ga mau naik juga meskipun yang berbadan lebar turun, para cowok pun turun semua dan hanya tiga cewek yang ikut sampe pemancar (alhamdulillah nya mobil ngambek pas mau nyampe di pemancar). gue sama mba wi sempet geleng-geleng kepala ngeliat bang rayen ngegendong carriernya. kami pikir, saking cintanya, jadi dia bawa kemana aja tuh tas, eh ga taunya, itu tas jatuh pas mobil ngambek ditanjakan, hehehe


Di pemancar kami beres-beres dan sarapan. barulah pukul 08.30 kami memulai pendakian ini. jujur, ngeliat jalannya aja udah bikin gue mengernyitkan dahi. gimana engga, belum apa-apa aja jalannya udah begini:
perjalanan awal
dan benarlah, belum apa-apa udah ada yang mulai ngos-ngosan, termasuk gue. Sempet nunggu abang-abang yang lain tapi ga muncul-muncul, gue sama mba wi pun memutuskan nyari tempat yang lebih adem sekalian nyusulin bang rayen, eh ternyata bang rayen lagi ngadem di bawah pohon yang tertutup semak-semak. kami pun punya ide buat ngumpet dan ngagetin teman-teman yang dibelakang. Detik demi detik berlalu, kami yang tadinya berencana buat ngisengin malah beberapa kali salah orang, kami pikir yang mendekat adalah teman-teman kami, tapi ternyata bukan. Setelah sekian lama menunggu, mereka tak kunjung tiba.

Dari awal sebelum ke pos I, kami sudah diwanti-wanti oleh pendaki lain agar ada yang menjadi tim advance untuk mencari tempat nge-camp, karna biasanya weekend seperti ini dipuncak ramai. akhirnya gue, mba wi dan bang rayen memutuskan jalan duluan buat nyari lapak di atas. unlukcy nya, di sini cuma gue yang hp nya ada signal, padahal gue pake kartu Th**E. gue pun ga bisa ngekode mereka kalo kita mau jalan duluan.

jadilah kita jalan sambil sesekali menengok ke belakang dengan harapan temen-temen yang lain menyusul kami. namun harapan tinggal harapan, sampai di pos III  dan kami beristirahat, mereka tak juga datang.

pukul 12.00 WIB kami bertiga sudah sampe di pos IV. Perut keroncongan bukan main. gue yang biasanya jarang minum udah ngabisin hampir sebotol gede air mineral. semua logistic ada di carrier belakang, sementara gue sama sekali ga bawa bekel apapun selain minum yang hampir abis. alhamdulillah, mba wi bawa nasi bungkus sisa sarapan tadi pagi dan juga sedikit biskuit. cukup untuk mengganjal perut yang kosong. lauk teri, tahu bacem dan orek tempe jadi kerasa sedeppp bener bro!!!, beneran dah.

usai makan gue shalat dzuhur, sementara mba wi dan bang rayen tiduran, mereka ngampar di tanah sekenanya. selesai salat gue perhatiin mereka berdua yang tidur dengan posisi mereka masing-masing. Dan dengkuran pun saling bersahut-sahutan. 

cukup lama beristirahat kami mulai kedinginan, dan teman kami tak kunjung datang. sekitar pukul 13.00 WIB kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan.

semakin ke atas, trek nya ternyata semakin menantang. jika di gunung Gede-Pangrango banyak pohon besar tumbang, di sini pun sama, banyak pohon yang tumbang juga, hanya tak sebesar di Gede. tangan kami turut membantu pendakian, karna banyak tanjakan yang tak bersahabat. *mba wi bilang... "mungkin ini yang disebut lutut bertemu dada :D

Sekitar satu jam kami tiba di pos V. sepanjang perjalanan kami saling bertegur sapa dengan para pendaki lain. Sebagian besar dari mereka berasal dari Bandung, ada juga yang dari Jakarta.

Masing-masing dari kami memang punya cara tersendiri untuk mengatasi lelah saat perjalanan. sementara gue dan bang rayen lebih seneng diem, mba wi malah heboh sendiri. Mulai dari yang dia nyanyi-nyanyi, berteriak (mengeluarkan suara seperti tarzan sebagai bentuk isyarat untuk pendaki lain), dan parahnya lagi dia suka teriak kalo manggil gue.

"Bu Kos !!!!"

gara-gara dia sekelompok mapala dari SMA di daerah tangerang beserta gurunya yang kebetulan ada di depan kami langsung bengong dan ngeliat ke arah gue. mungkin mereka pikir beneran ada ibu kos mba wi yang ikut mendaki. Dan gue cuma nyengir dan pura-pura ga denger. *balik badan, nungguin bang rayen yang ketinggalan di belakang.

kami tiba di pos bayangan sekitar pukul 15.00 WIB. Benar saja, di puncak udah penuh, mba wi dan bang rayen yang melihat ke atas. sementara gue nungguin carrier di pos bayangan yang ga jauh dari puncak. kami langsung mendirikan tenda di tempat yang kira-kira muat untuk 3-4 tenda.setiap kali ada pendaki yang baru sampai dan melewati  tenda kami, pasti kami tanya apakah melihat teman kami dengan ciri-ciri yang kami sebutkan. tapi kebanyakan dari mereka mengatakan tidak tau. barulah sekitar pukul 17.00 WIB ada pendaki yang bilang ngeliat temen-temen kami. usai shalat ashar gue udah tiduran sebentar, tapi karna kedinginan akhirnya bangun juga, secangkir kopi hangat menamani sore itu.

alhamdulillah, sebelum maghrib temen-temen yang lain sampe, itu pun bang rayen bantu nyusulin ke bawah karna ada temen yang tepar duluan. Belum sempet semua tenda selese dibangun, ujan deres turun.*maaakkkkk...... tendapun dibangun seadanya dan terburu-buru pula. malangnya, tenda yang ada flyernya malah belum di diri'in, alhasil sampe pukul 23.00 an kita kedinginan dan kelaperan. belom lagi didalem tenda mesti desek-desekkan. gue sama mba wi tinggal di tendanya bang rayen yang kapasitasnya buat dua orang yang udah dipenuhin carrier temen-temen. dan akhirnya bang bay minta di ijinin masuk karna tenda sebelah pada rembes.

karna ga tega, bang bay pun masuk ke tenda kami, itu pun setelah semua tas dirapihin, jadi ada space buat dia. sampe akhirnya ujan reda, para lelaki pun mendirikan tenda, dan kami para wanita kembali hidup normal dan tinggal seatap, *hallah

malam yang dingin pun kami lalui dengan penuh kedinginan. sleeping bag, kaos kaki, jake, sarung tangan, ga mempan!. gue dan mba wi menggigil bukan main karna kami berada di kanan-kiri tenda jadi terkena rembesan air ujan, sementara mba devi yang kami jepit, menyatakan diri bahwa tidurnya nyenyak. -_-", pengorbanan ini mah :V

dan... ini dia saat yang ditunggu-tunggu, berburu sunrise!. setealah kemarin sore gagal ngintipin sunset karna keduluan ujan.

wait wait

gue belon dikirimin poto-potonya nih sama bang faiz. jadi seadanya dulu ya'

Bales Dendam!!!!!, negeri di atas awan
Ma Sha Allah
  "Allah yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas A'rsy. Dia menundukkan matahari dan bulan, masing-masing beredar menurut waktu yang telah ditentukan. Dia mengatur urusan (mahluk-Nya), dan menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya), agar kamu yakin pertemuan dengan Tuhanmu. (Q.S Ar-Ra'd: 2)


2821 Mdpl yang bener
kalo ga inget pake rok, udah ikutan manjat ke atas gue -_-"

Bang Iqbal & Ryan

mereka ternyata temen sekelas di kampusnya O_O
expresi datar bang iqbal. antara lelah dan seneng :D

masih sunset juga



puas dipuncak kita segera bergegas ke camp untuk masak, sarapan, dan siap-siap untuk turun.

yah sekali-kali gue dimasakin :D

Kerjasama

jam 10 lewat kita siap buat turun. baru juga jalan, masih disekitar pos VI menuju pos V. gue ngeliat sekantong sampah yang ditinggalin gitu aja sama pendaki. Astaghfirullah... 

Mungkin mereka belum pernah baca firman Allah:

"Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)." (QS. Ar-Rum : 41)
 

"Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik." (QS : Al-A’raf : 56)

Ya Allah... maafin kami yang ga mengindahkan peringatan-MU. :'(

Antara gemes dan bingung, akhirnya gue putusin bawa tu sampah. awalnya jalan masih biasa, lama-lama sangat tidak memungkinkan tu sampah ditenteng-tenteng, karna tangan gue mesti ngebantuin gue jalan nerobos jalur yang luar biasah licin karna hujan kemarin.


setelah berbagai cara, akhirnya sampah itu diatur sedemikian rupa sampe bisa dimasukin tas. itupun tas nya ga bisa ditutup karna kepenuhan. tadinya mba wi yang bantuin bawa tas gue, dan gue bawa sampah itu. tapi lama-lama abang Rayen turun tangan dan ngebawain tas gue. dan jadilah belakang die carrier gede dan depannya tas gue. itu juga dia masih bisa bilang enteng -_-", God!

oiya, lagi-lagi, ada pendaki asal Bandung yang nengong ngeliat gue dan mba wi pake rok

"itu... ga ribet pake rok gitu?" tanyanya
"alhamdulillah ga bang, malahan kita jadi semakin nyaman." jawabku sambil tersenyum, perjalanan kembali dilanjutkan, disertai dengan istirahat tentunya

ngaso. #bukan gosip

bang Rayen

trek turun



tas sampah


saat mendekati pemancar, tenaga gue semakin abis. gue mesti berjuang supaya bisa tetep berjalan sampe pemancar. mba wi berulang kali minta supaya tas gue dia bawain, tapi gue bersikeras buat bawa tas gue sendiri. melewati jalan menurun jadi semakin terasa menyakitkan banget, kaki gue seperti mau copot aja bawannya. gue pun berjalan tertatih-tatih, sempet plosotan juga ditanah licin dan basah, karna hujan pun kembali mengguyur. "Allahumma Shaiyyiban nafi'an"

kami tiba di pemancar secara terpisah.
gue bang rayen, mba wi sampe sekitar jam 2-an. Bang Bay dan siapa gue lupa, mereka yang ke-2. sisanya belakangan, sekitar jam 4-an baru sampe. setelah bersih-bersih kita pun bergegas ke Terminal Garut.
berhubung angkot yang kemarin kami sewa sedang pergi dan tidak menjemput kami, akhirnya kami naik truk dicampur dengan pendaki lain.

perkebunan teh dilihat dari sekitar pemancar

ngeksis

ini dia bang rian, bang bay, dan mas hendi

bonus naik truk

cantiknya....
meskipun sedikit teraniaya di truk, tapi dapet bonnus berlipat dari Allah, jadi tambah bersyukur :).
alhamdulillah, sebelum maghrib kami pun tiba di terminal garut. dan barulah pukul 20.00 WIB bus yang kami tumpangi ini jalan. 

Garut-Jakarta macet abis. barulah senin, 16 Juni 2014 pukul 01.00 WIB bus sampe di Kampung Rambutan. setelah numpang angkot temen lain sampe depan ada taxi, gue berenti, dan yang lain jalan. gue emang terpisah dari mereka, mereka satu arah sementara gue beda sendiri. dan.... ternyata taxinya tak beroperasi. nunggu di pinggir jalan berebut sama pendaki-pendaki lain. ngampirin tukang ojek mereka pada tidur, giliran ada yang beroperasi mereka ga nyanggupin karna rumah gue kejauhan. setelah nunggu sampe jam dua pagi mau ke setengah tiga, akhirnya gue nekat naik angkot yang ke arah pondok gede. eh, dijalan nemu angkot 06 jurusan Kp-Melayu Gandaria. segera aja gue turun dan nyambung angkot lagi. sampai di jatinergara, gue langsung naik ojek buat ke kosan. Alhamdulillah pukul 03.00 WIB gue sampe. setelah shalat dan ganti baju, gue pun meneparkan diri. 

ga terasa mentari sudah menyapa, dan gue harus bersiap-siap kerja.

kembali gue tertatih hingga berhari-hari berikutnya.

perjalanan panjang dan luar biasa


“Dan Dia-lah Tuhan yang membentangkan bumi dan menjadikan gunung-gunung dan sungai-sungai padanya. Dan menjadikan padanya semua buah-buahan berpasang-pasangan, Allah menutupkan malam kepada siang. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan” (QS. 13 : 3) 

terimakasih Ya Allah atas kesempatan yag KAU beri
juga kepada keluarga mendaki yang selalu kece
mas hendi, bang bay, mba wi, bang faiz, bang rayen, bang rian, bang iqbal, dll

kangen muncak sama mba bina, bang azmi, bang randy, bang ricky, bang jorok yang suka ngupil dan ingusan (lupa namanya).

Senin, 23 Juni 2014

Bapak, Pa'e, apapun namanya



Masih segar dalam ingatan gue perjalanan singkat bersamanya. Sore menjelang matahari terbenam, gue takjub  liat bola besar berwarna jingga yang keliatan indah dan anggun. 
Warnanya ngingetin gue sama daun momiji di jepang yang belum pernah dan sangat pingin gue lihat secara langsung sometime *aamiiin :)

Dengan kaki kecil gue, gue melangkah perlahan. Mendaki undakan-undakan tangga yang tebuat dari pahatan batu. Candi Borobudur, itu candi pertama yang gue datengin . gue lupa berapa usia gue saat itu, kisaran 5/6 tahun mungkin, gue lupa tepatnya, yang gue inget sore itu, ketika gue tengah menatap pemandangan mentari terbenam, gerimis tiba-tiba turun. Seseorang menggandeng tangan kecil gue dengan lembut, Dia nuntun gue nurunin tangga yang udah susah payah gue naiki tadi. Tangan kokoh itu, mencoba melindungi kepala gue dengan selembar sapu tangannya. gue tersenyum dibawah rintik gerimis, gue merasa sangat beruntung punya bapak sepertinya.

Mungkin seharusnya gue gak ingat, mungkin seharusnya gue gak ngerti, namun itu tak terjadi. –DIA berkehendak lain, -DIA menghendaki gue buat ngingat semua hal indah bersamanya. Meskipun gue adalah anak yang paling sering merepotkan dia, dengan masa kecil yang sakit-sakitan dan bikin bapak dan ibu harus bolak-balik berobat ke dokter, nganter gue kontrol setiap obat habis, tapi dia selalu nyayangin gue.

Gue juga ingat, awal-awal masuk SMP dan gue harus ngikutin kegiatan pramuka, yaitu mencari jejak. Kakak gue janji mau jemput gue, tapi ternyata dia  malah pergi sama temannya, dan gue gak tahu hal itu. Transportasi susah, mobil angkutan umum udah gak beroperasi kalau lewat jam 5 sore, cuma ada ojek, dan sudah tentu gue gak punya cukup uang untuk membayar ojek, jadi gue putuskan sore itu untuk nunggu kakak gue dipasar. Guru gue yang kebetulan sedang jemput anaknya, akhirnya ngajak pulang bareng dan janji mau ngantar gue sampai kerumah (secara rumah gue lebih jauh), tanpa pikir panjang gue pun langsung setuju. 

Sejujurnya, dalam hati gue marah dan kesal sama kakak yang gak dateng-dateng, dan entah kenapa, setan juga ngegodain gue buat marah sama bapak. dalem ati, ge terus aje ngegerutu dan ngomel-ngmel kaya orang bener. dalam perjalanan itu gue udah berjanji dalam hati, sampai rumah gue akan marah sama mereka. tapi apa yang terjadi?, bapak… saat perjalanan pulang gue dapati dia tengah berjalan kaki cuma buat ngejemput gue. Bapak pasti tau berapa jauh jarak dari rumah ke sekolah gue, Jauh!, tapi dia tetep dateng buat ngejemput gue. *ngambil tisu.

Gue ga yakin, kalo bapak temen-temen gue yang lain bakal ngelakuin hal yang sama seperti apa yang bapak gue lakuin. dan gue bangga dia jadi bapak gue.

Gue nyesel, nyesel banget udah punya niatan buruk dan su'udzon sama bapak sebaik dia.

Syukurlah malam itu gue ngeliat dia yang sedang dalam perjalanan belum terlalu jauh dari rumah, jadi dia gak perlu jauh dan bersusah payah jemput gue. 

Bapak,  gue suka cara dia nyayangin gue dan anak-anaknya yang lain.





Ya Rabb…
Terima kasih kau telah memberiku Bapak sepertinya
Lelaki sederhana namun terhebat bagiku
Lelaki biasa namun luar biasa untukku

Bapak,
Maafkan aku yang dulu tak pernah mengertimu
Maafkan aku yang sering menyusahkanmu
Maafkan aku yang hingga kini belum mampu membahagiakanmu

Bapak,
Trima kasih
Atas perjuanganmu
Kasih sayangmu
Pengorbananmu
Do’a-do’a mu
Kepercayaan mu
Atas semua yang kau beri kepadaku

Bapak,

Ijinkan aku menyayangimu
Menyayangimu… karna Allah