Rabu, 31 Desember 2014

Jatuh Cinta itu....



Suatu hari ada salah seorang teman yang entah iseng atau beneran ga tahu, tapi dia nanya sesuatu yang menurut gue itu pertanyaan konyol yang pernah gue denger.

“eh jujur ya. Orang kayak lo itu pernah jatuh cinta gak sih?”

Geez. Mentang-mentang gaya gue rada-rada preman.

oh Man!, lo pikir gue ini patung kayu, boneka kain, atau robot baja?. Kalaupun ada orang yang gak pernah jatuh cinta, meskipun gue belum pernah survey, tapi gue yakin populasinya di dunia ini gak nyampe 1000:1.

Allah Azza wa jalla berfirman:

Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak laki-laki, harta yang banyak dari jenis emas dan perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik.
(Ali ‘Imran: 14)

Nah! jelaskan?, udah jadi kodrat, fitrah manusia menyukai keindahan. Laki-laki memandang indah perempuam, begitupun sebaliknya.

Sebagai salah satu makhluk ciptaan Allah, tentunya gue juga pernah jatuh cinta.  Itu udah fitrah yang gak bisa gue ingkari. Tapi kan bukan berarti gue harus menunjukkannya kepada si dia dan semua orang tentang perasaan gue ya kan?, cukup gue dan Allah yang tahu. yah meskipun kadang juga dikit-dikit cerita ke temen. Tapi tetep aja Allah yang paling tahu luar-dalem.

FYI,

Sekali-kalinya gue ngejar-ngejar cowok itu waktu kelas XII SMA. Itu pun bukan ngejar cowok yang gue taksir, melainkan cowok yang temen gue taksir. Bukan buat ngapa-ngapain, tapi karena kebetulan waktu itu sohib gue ulang tahun, jadi gue cuma mau minta do’i ngucapin. Udah gitu aja. Itupun dia gak gubris. Belakangan malah tuh cowok jadian sama temen gue yang lain yang tadinya mau nyomblangin mereka. Bayangin deh perasaan sohib gue itu, pasti hurt banget.

Keponakan gue yang notabene seorang playboy cap kambing pun (Alhamdulillah sudah menikah sekarang mah), dulu pernah berbaik hati nasihatin gue yang dia pikir minder karena gak punya cowok.

“Mbak, kalau orang gak pacaran itu bukan berarti gak laku, tapi memang wanita seharusnya seperti itu mbak, jual mahal!” ucapnya dengan bangga, padahal waktu itu ceweknya banyak. Hadeuh.

Yah pengalaman temen-temen gue yang sering jatuh cinta dan patah hati sepertinya membuat gue juga banyak belajar untuk menahan diri. Bukan untuk tidak jatuh cinta, tetapi untuk bertahan agar tidak menjalin hubungan yang gak jelas ujungnya, kayak pacaran.  Belakangan gue pun tahu, bahwa dalam agama islam yang In Sha Allah Rahmatan lil ‘alamin, pacaran itu dilarang.

Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk,
(QS. Al-Isra’: 32).

Ayat di atas emang gak bilang secara langsung tentang larangan pacaran. Tapi bisa dong kita realistis gimana orang pacaran jaman sekarang?. Mulai dari saling curi pandang, tukeran nomor hp, add facebook, follow twitter, sms-an, jadian, ayang-ayangan, ketemuan, pegangan tangan, dst. Tipe-tipe begini ini gak sedikit yang berakhir dengan MBA (Married by accident).

Na’udzubillah dah. Biar reman-reman begini gue mah masih mikir. Gue jadi inget, tentang firman Allah:

”Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji dan laki-laki yang keji adalah untuk wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rizki yang mulia (surga).”(QS.An­-Nuur:26).

Nyesek banget kayaknya. Gimana enggak malu, nyesek, kalau gue yang emang belum bener, yang masih di level terendah kalau mau dimasukin golongan orang yang beriman, yang baru dan cuma layak disebut muslimah, gue yang udah umur segini masih belum punya amal unggulan, hafal A-Qur’an enggak, kaya juga enggak, tapi masih blagu dan melalaikan kewajiban, gue yang masih banyak minusnya, yang masih hina hina dan hina banget ini, tapi pingin punya jodoh yang soleh!. ngaca woy ngaca! *sambil ngadep kaca.
Sah-sah aja sih, dan gak ada yang gak mungkin emang. Tapi ya realistis juga ya cin, biar menambah semangat ibadah. Liat aja pantulan diri dicermin, gak ada yang bedakan?. Hidung mah tetap mancung ke dalem, yang kulitnya sawo kematengan ya tetep sama. Atau bisa juga liat pantulan pepohonan di air danau, sama persis kan bentuknya?
yah kecuali lo seneng pake kamera 360, pasti beda
wkwkwk

yah apapun gue sekarang,semoga gue bisa terus mengupgrade diri disetiap kesempatan yang Allah beri.

Lindungilah hamba, orang tua hamba, serta anak-cucu hamba-MU dari segala macam perbuatan yang KAU murkai ya Rabb…

 Aamiiin

Danau di dekat masjid puspitek-serang








Sabtu, 20 Desember 2014

Sepenggal Hikmah dari Kisah di Masa Lalu



Bagaimana perasaanmu jika seorang sahabat bertanya,
“Kalau aku udah ga virgin, apa kamu masih mau temenan sama aku?”

Sebut aja Dewi. Orang yang kenal saat semester satu di kampus. tidak ada yang spesial darinya sampai kita sahabatan.

Suatu hari di kosannya, dia bercerita tentang kehidupannya.

"Kamu tahu, kenapa dulu aku sangat benci ibuku? "
Aku menggeleng.
"Karna dia menjatuhkanku di saat aku terpuruk. Saat aku butuh pelukan dan kasih sayangnya. Ketika SMP ku kisahkan kejadian itu. Bukan keadaanku Ti, tapi kekhawatiran jika ada orang lain tahu yang dipikirikannya. Aku ngerti ini aib, tapi sebagai orang tua harusnya dia care sama anaknya. Semenjak hari itu setiap dia berbuat salah, aku ga bisa negur atau ngingetin dia, karna dia selalu mengancam dan merendahkanku. Itu yang gue sesali”

"Dulu aku sering minta sama Allah supaya aku cepet mati. Ku pikir dengan begitu semua selesai, Mau bunuh diri, itu dosa besar dan jaminannya neraka. Akhirnya aku mencoba move on."

" kamu masih marah sama ibumu? "

"Aku belajar bersabar dan memaafkan."  ucapnya sambil tersenyum.

"orang itu gimana?" tanyaku ragu.

"Dia sudah menikah. Semoga Allah kasih dia hidayah dan keluarga mereka bahagia.”

"Menurutmu apa yang membuatku sangat bersyukur?" tanyanya

"Karna aku jadi ga berani pacaran. Lingkungan dan pergaulan disekitarku udah ga sehat, banyak teman yang pacaran bahkan sampai Married by Accident. Meskipun awalnya sulit, aku juga belajar memaafkan orang yang pernah melemparkanku ke lembah hitam terdalam. Aku bersyukur karena Allah menjaga dan membimbingku menjemput hidayah-NYA. Masih ada banyak hal Ti. Allah juga pernah berfirman, bahwa Dia tidak akan menguji seorang hamba diluar batas kemampuannya."

Aku tersenyum, juga malu, karena suka mengeluh atas masalah yang menimpaku. Malu karena sering mengkufuri nikmat-NYA.
Tak peduli bagaimana masa lalunya, yang terpenting adalah bagaimana dia sekarang dan kedepannya.
Bersyukur Allah mempertemukan dan mengijinkan kami saling menasehati serta tolong-menolong dalam kebaikan.


Ilustrated

Kamis, 03 Juli 2014

Bintang



Aku benci langit disini, karna hampir tak pernah ia berbintang. Tak seperti langit di kampung halamanku. Di sana terdapat banyak ratusan, ribuan, bahkan jutaan bintang setiap harinya (terkecuali musim hujan). Hampir setiap malam, sepulang mengaji atau dari surau, aku dan teman-temanku berkumpul untuk menatap bintang. Kami menikmati malam-malam seperti ini. Rumahku selalu menjadi basecamp, karna selain letaknya sentral, juga didepan rumahku terdapat pohon rambutan yang rindang, dibawahnya terdapat semacam bangku panjang dari kayu. Jadilah setiap hari kami menikmati bulan dan bintang dilangit malam sambil ngobrol kesana-kemari, hingga satu persatu  dari mereka dipanggil oleh orang tua mereka untuk pulang karna hari sudah semakin larut. Diantara kami, ada seorang anak yang sangat dimanja oleh keluarganya. Saking sayangnya, seringkali ia dilarang berlama-lama diluar rumah, Mia namanya. Dia adalah yang paling terkecil diantara kami berempat. Asti dan Rina seumuran, hanya Asti pernah tinggal kelas, jadi ia menjadi adik kelas Rina. Sementara aku, berada dua tahun diatas mereka. Sebagai yang tertua, mereka lebih sering curhat dan minta pendapat kepadaku.
Pernah suatu ketika kami membuat tenda-tendaan menggunakan terpal disamping rumahku. Kami berkumpul didalam tenda yang hanya diterangi sebatang lilin kecil. Malam itu kami berniat tidur ditenda yang kami buat dengan susah payah. Asti membawa makanan kecil buatan ibunya, namanya Loyang. Loyang adalah makanan yang terbuat dari nasi yang di jemur sampai kering. Setelah nasi itu kering digoreng dan ditaburi sedikit garam. Rasanya gurih dan asin, sejak dulu, ini menjadi salah satu cemilan favoritku. Kembali ke malam itu, ketika kami tengah becanda, Mia dijemput oleh ibunya untuk pulang, meskipun sebenarnya dia juga ingin tidur ditenda, namun dia tidak bisa membantah dan mengikuti ibunya pulang. Tinggallah kami bertiga, dan tak lama kemudian Rina juga dipanggil ibunya untuk pulang. Sedikit galau, akhirnya dia juga ikut pulang. Tinggallah aku dan Asti berduaan di tenda. Sambil ngobrol dan kecewa karna dua teman kami pulang, akhirnya kami memutuskan tidak jadi tidur ditenda. Asti pulang setelah Loyang kami habis.
Aku merindukan bintang-NYA. Setelah lebih dari 5 tahun dalam perantauan, aku benar-benar merindukannya.
“Bintang !!!”
Biasanya aku akan berteriak riang dengan teman-temanku, terlebih ketika bulan sabit muncul bersama bintang. Benar-benar anggun dan mempesona. Meski kami hanya dapat bertemu minimal setahun sekali untuk berbagi cerita bersama bintang, kami mencoba untuk tetap menikmatinya. Mensyukuri kebersamaan kami ayng sudah semakin jarang.
Akhir-akhir ini aku benar-benar semakin merindukan bintang. Juga kawan-kawan kecilku. Kini kami telah berpisah. Entah karna kesibukan kami masing-masing atau apa, jangankan untuk bersama melihat bintang dibawah pohon rambutan ini, sekali dalam setahun untuk berkumpul pun rasanya semakin sulit. Rina sudah menikah dan tengah mengandung anaknya yang pertama, Asti sibuk bekerja di Semarang, Mia tengah sibuk kuliah dan lebih senang berkumpul dengan teman-teman kuliahnya, dan aku? Seperti biasa aku tengah sibuk merajut dan meniti mimpi-mimpiku.
Bintang…
Tetaplah kau di sana, menemaniku kala aku merasa sepi dan merindukan mereka.
Bintang…
Dengan menatap indahmu, aku semakin bersyukur dan dapat lebih mencintai-NYA
Jadi tetaplah kau di sana, membantuku mensyukuri rahmat-NYA
Bintang……….
 
Gn.Prau

 21 Januari 2014

Kamis, 26 Juni 2014

aku, KAU dan Cinta

Bukankah kita sudah tahu hakikat cinta
semakin ia dibiarkan
maka ia akan tumbuh semakin kuat
jika ia dirawat
maka ia akan semakin tumbuh bersemi

Bukankah kita tahu hakikat cinta
andai tak pandai kita menjaga
maka bisa jadi kita akan tergelincir dan terjatuh
jatuh cinta

cinta
bukan salahku,
bukan salahmu,
bukan juga salahnya

cinta adalah hak-NYA
Dia yang memberi
Dia yang menanamkannya

namun kita hamba-NYA
dapat memilih

akankah kita menjadi hamba-NYA yang akan merawat cinta yang belum waktunya itu agar terus tumbuh bersemi
atau kita memilih menjaga hati, agar cinta, dapat kita berikan kepada yang berhak menerimanya?

Cinta....

jika kita butuh tempat untuk mencurahkan segala cinta dan tak tahu pada siapa
berikan dan curahkan cinta pada Sang Pencipta sepertinya lebih utama ^_^

maafkan kami duhai Pemilik Cinta,
atas lancangnya hati dan kurangnya kami menjaga diri

Cinta
birkan saja itu hanya milik kita,
antara KAU dan aku


 *untuk setiap hati yang tengah membangun cinta antara ia dan DIA

Pacaran?

Pacaran?

Satu kata yang belum pernah gue temuin dalam Al-Qur'an
ga ada kata Haram atau Halal yang disebut secara jelas

yang gue tau cuma Allah Azza Wajalla pernah berfirman:

"Dan janganlah kalian mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk.” (Al-Israa’: 32)


buat gue, ayat ini udah dengan sangat jelas dan gamblang bahwa kita dilarang mendekati zina.

"trus apa hubungannya Pacaran sama Zina?"

jelas ada keleuuuuuusssss, #eehhh

yang gue tau dan gue perhatiin, pacaran itu ga jauh-jauh dari yang namanya pegangan tangan, colek-coleken, kiss-kissan, bahkan, bobok-bobok'an bareng kayanya bukan jadi hal yang tabu lagi ye. buktinya di kampung gue pun udah banyak orang nikah gara-gara kecolongan, atau bahasa gahol nya mah MBA.

Bukannya Zina mata itu dengan memandang yang bukan haknya?
Bukannya Zina pikiran itu angannya?
bukannya Zina telinga itu dengan mendengar?
bukannya Zina lisan itu dengan ucapan?

seperti sebuah hadits yang artinya:

Setiap anak Adam telah ditakdirkan bagian untuk berzina dan ini suatu yang pasti terjadi, tidak bisa tidak. Zina kedua mata adalah dengan melihat. Zina kedua telinga dengan mendengar. Zina lisan adalah dengan berbicara. Zina tangan adalah dengan meraba (menyentuh). Zina kaki adalah dengan melangkah. Zina hati adalah dengan menginginkan dan berangan-angan. Lalu kemaluanlah yang nanti akan membenarkan atau mengingkari yang demikian.” (HR. Muslim no. 6925)

Gue ga bermaksud bilang kalo orang yang pacaran itu orang yang minim tentang ilmu pengetahuan agama itu bener, tapi gue lebih ga ngerti, kenapa mereka yang udah ngerti "Syari'at" malah ngelakuin apa yang namanya PACARAN


Ya Tuhan...
gue ngomong gini bukan bermaksud bilang bahwa gue suci karna ga pacaran, sama sekali ga begitu


gue cuma berharap, kalo ada temen gue yang ngerti tapi tetep kekeuh coba-coba atau kucing-kucingan pacaran,

Buru-buru Allah buka hatinya, di usap lembut nuraninya, biar bisa nerima masukan temen-temennya yang sayang sama dia
kalopun semua usaha udah kaga mempan, moga aja Allah secepetnya nikahin mereka sebelum semuanye terlambat. bukan apa-apa broh-sist, pan kaga lucu kalo jilbab berkibar kaya sepre tapi kemana-mana boncengan sama yang bukan mahramnya, berkhalwat (bercampur baur laki2 dan perempuan) tanpa hijab. ga lucu juga kan belum sah udah bolak-balik kerumah. ga lucu juga kalo celana ngatung, jenggot tipis, eh tapi hobi ngapelin rumah cewek.
hadeuhhh -_-"


dan buat temen-temen gue yang belum ngerti tentang pacaran dalam islam, semoga Allah ngusap hati mereka, ngebukain pikiran mereka agar mau mempelajari islam lebih dalam lagi

Pacaran?

mungkin pelakunya bisa menutupi semua perbuatannya dari sesama manusia
tapi Allah yang maha tau, yang tak pernah tidur walau sekejap

DIA melihat semuanya


Astaghfirullah, pasti secara sadar ga sadar gue juga udah sering banget berzina, jadi gue kaga berani nilai seperti apa perbuatan temen-temen gue, intinya gue berharap semoga gue dan semua temen-temen, bisa terhindar dari salah satu fitnah akhir zaman ini. aamiiin

PACARAN?
#UDAH #PUTUSIN #AJA

*terinspirasi karna kehidupan di lingkungan sekitar gue

Negeri di atas awan_Cikuray 2.821 mdpl

Ide perpisahan itu muncul begitu aja, dan Cikuray pun terpilih untuk pendakian kali ini. langsunglah gue woro" ke temen-temen buat ngadain perpisahan mba wiyah yang mau balik ke kampung dan mengabdikan sisa hidupnya untuk menemani sang emak. *hoh so sweet, gue kapan ya' bisa kek gitu :'(

sekitar dua minggu berikutnya kami pun ngumpul buat ngebahas perkap dan logistik. ini adalah pendakian kedua gue bareng mereka. setelah februari 2014 kemarin ke papandayan dan April ke Lawu (tapi gue absen, hiks), tapi gue udah nganggep mereka kaya sodara sendiri. 

sesuai perjanjian, kami kumpul di terminal KPR (Kampung Rambutan) sebelum pukul 21.00 WIB, alhamdulillah kali ini semua datang tepat waktu, ga seperti pas ke papandayan kemarin, mas hendi dkk telatnya super telat >.<

Setelah semua kumpul (gue, mba wi, mb devi, bang bayu, mas hendi, bang faiz, bang ryan, bang rayen (rian juga nama aslinya), bang iqbal, agung), kami langsung masuk terminal dan nyari bus yang ke garut. yah, meskipun 21.30 kami sudah masuk bus, seperti biasa, mereka ngetem dulu lamaaaaa bingit, mana ac bus nya abal-abal, eh ga jalan-jalan. Di dalam mobil isinya kebanyakan pendaki juga, tapi kebanyakan dari mereka mau naik ke papandayan. AC yang ga berasa, ditambah bus yang dipenuhi oleh carrier gede para pendaki (karna bagasi udah ga muat), semakin menambah engapnya udara di dalam. barulah sekitar pukul 00.00 WIB bus melaju normal, dan gue pun terlelap saking ngantuknya. 

sekitar pukul 04.30 WIB kami baru sampai di terminal garut, macet banget, padahal prediksi kami sampai terminal sekitar pukul 03.00 WIB. hahhh ya sudahlah. sambil menunggu adzan subuh, kami beristirahat, sementara cowoknya ada yang coba carter mobil buat ke pemancar.

usai subuhan, kami menuju ke tempat angkutan umum. di sini jangan harap bisa nawar tarif angkot. ga mempan!, karna tarif sudah dipatok oleh mereka. Jakarta-garut yang berjam-jam aja cuma 40 rb-an, ini terminal-pemancar yang ga lebih dari dua jam juga sama 40rb, karna ga ada pilihan lain, akhirnya kami tetep naik (bener-bener mencuri kesempatan dalam keterdesakkan >.< )

07.00 WIB  sampailah di pemancar. setelah melalui jalan terjal berliku yang bikin perut pusing. saking terjalnya jalan, angkot yang kami naiki ini ngambek dan ga mau nanjak karna beban yang terlalu berat. awalnya yang badannya gede aja yang turu, tapi karna tetep ga mau naik juga meskipun yang berbadan lebar turun, para cowok pun turun semua dan hanya tiga cewek yang ikut sampe pemancar (alhamdulillah nya mobil ngambek pas mau nyampe di pemancar). gue sama mba wi sempet geleng-geleng kepala ngeliat bang rayen ngegendong carriernya. kami pikir, saking cintanya, jadi dia bawa kemana aja tuh tas, eh ga taunya, itu tas jatuh pas mobil ngambek ditanjakan, hehehe


Di pemancar kami beres-beres dan sarapan. barulah pukul 08.30 kami memulai pendakian ini. jujur, ngeliat jalannya aja udah bikin gue mengernyitkan dahi. gimana engga, belum apa-apa aja jalannya udah begini:
perjalanan awal
dan benarlah, belum apa-apa udah ada yang mulai ngos-ngosan, termasuk gue. Sempet nunggu abang-abang yang lain tapi ga muncul-muncul, gue sama mba wi pun memutuskan nyari tempat yang lebih adem sekalian nyusulin bang rayen, eh ternyata bang rayen lagi ngadem di bawah pohon yang tertutup semak-semak. kami pun punya ide buat ngumpet dan ngagetin teman-teman yang dibelakang. Detik demi detik berlalu, kami yang tadinya berencana buat ngisengin malah beberapa kali salah orang, kami pikir yang mendekat adalah teman-teman kami, tapi ternyata bukan. Setelah sekian lama menunggu, mereka tak kunjung tiba.

Dari awal sebelum ke pos I, kami sudah diwanti-wanti oleh pendaki lain agar ada yang menjadi tim advance untuk mencari tempat nge-camp, karna biasanya weekend seperti ini dipuncak ramai. akhirnya gue, mba wi dan bang rayen memutuskan jalan duluan buat nyari lapak di atas. unlukcy nya, di sini cuma gue yang hp nya ada signal, padahal gue pake kartu Th**E. gue pun ga bisa ngekode mereka kalo kita mau jalan duluan.

jadilah kita jalan sambil sesekali menengok ke belakang dengan harapan temen-temen yang lain menyusul kami. namun harapan tinggal harapan, sampai di pos III  dan kami beristirahat, mereka tak juga datang.

pukul 12.00 WIB kami bertiga sudah sampe di pos IV. Perut keroncongan bukan main. gue yang biasanya jarang minum udah ngabisin hampir sebotol gede air mineral. semua logistic ada di carrier belakang, sementara gue sama sekali ga bawa bekel apapun selain minum yang hampir abis. alhamdulillah, mba wi bawa nasi bungkus sisa sarapan tadi pagi dan juga sedikit biskuit. cukup untuk mengganjal perut yang kosong. lauk teri, tahu bacem dan orek tempe jadi kerasa sedeppp bener bro!!!, beneran dah.

usai makan gue shalat dzuhur, sementara mba wi dan bang rayen tiduran, mereka ngampar di tanah sekenanya. selesai salat gue perhatiin mereka berdua yang tidur dengan posisi mereka masing-masing. Dan dengkuran pun saling bersahut-sahutan. 

cukup lama beristirahat kami mulai kedinginan, dan teman kami tak kunjung datang. sekitar pukul 13.00 WIB kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan.

semakin ke atas, trek nya ternyata semakin menantang. jika di gunung Gede-Pangrango banyak pohon besar tumbang, di sini pun sama, banyak pohon yang tumbang juga, hanya tak sebesar di Gede. tangan kami turut membantu pendakian, karna banyak tanjakan yang tak bersahabat. *mba wi bilang... "mungkin ini yang disebut lutut bertemu dada :D

Sekitar satu jam kami tiba di pos V. sepanjang perjalanan kami saling bertegur sapa dengan para pendaki lain. Sebagian besar dari mereka berasal dari Bandung, ada juga yang dari Jakarta.

Masing-masing dari kami memang punya cara tersendiri untuk mengatasi lelah saat perjalanan. sementara gue dan bang rayen lebih seneng diem, mba wi malah heboh sendiri. Mulai dari yang dia nyanyi-nyanyi, berteriak (mengeluarkan suara seperti tarzan sebagai bentuk isyarat untuk pendaki lain), dan parahnya lagi dia suka teriak kalo manggil gue.

"Bu Kos !!!!"

gara-gara dia sekelompok mapala dari SMA di daerah tangerang beserta gurunya yang kebetulan ada di depan kami langsung bengong dan ngeliat ke arah gue. mungkin mereka pikir beneran ada ibu kos mba wi yang ikut mendaki. Dan gue cuma nyengir dan pura-pura ga denger. *balik badan, nungguin bang rayen yang ketinggalan di belakang.

kami tiba di pos bayangan sekitar pukul 15.00 WIB. Benar saja, di puncak udah penuh, mba wi dan bang rayen yang melihat ke atas. sementara gue nungguin carrier di pos bayangan yang ga jauh dari puncak. kami langsung mendirikan tenda di tempat yang kira-kira muat untuk 3-4 tenda.setiap kali ada pendaki yang baru sampai dan melewati  tenda kami, pasti kami tanya apakah melihat teman kami dengan ciri-ciri yang kami sebutkan. tapi kebanyakan dari mereka mengatakan tidak tau. barulah sekitar pukul 17.00 WIB ada pendaki yang bilang ngeliat temen-temen kami. usai shalat ashar gue udah tiduran sebentar, tapi karna kedinginan akhirnya bangun juga, secangkir kopi hangat menamani sore itu.

alhamdulillah, sebelum maghrib temen-temen yang lain sampe, itu pun bang rayen bantu nyusulin ke bawah karna ada temen yang tepar duluan. Belum sempet semua tenda selese dibangun, ujan deres turun.*maaakkkkk...... tendapun dibangun seadanya dan terburu-buru pula. malangnya, tenda yang ada flyernya malah belum di diri'in, alhasil sampe pukul 23.00 an kita kedinginan dan kelaperan. belom lagi didalem tenda mesti desek-desekkan. gue sama mba wi tinggal di tendanya bang rayen yang kapasitasnya buat dua orang yang udah dipenuhin carrier temen-temen. dan akhirnya bang bay minta di ijinin masuk karna tenda sebelah pada rembes.

karna ga tega, bang bay pun masuk ke tenda kami, itu pun setelah semua tas dirapihin, jadi ada space buat dia. sampe akhirnya ujan reda, para lelaki pun mendirikan tenda, dan kami para wanita kembali hidup normal dan tinggal seatap, *hallah

malam yang dingin pun kami lalui dengan penuh kedinginan. sleeping bag, kaos kaki, jake, sarung tangan, ga mempan!. gue dan mba wi menggigil bukan main karna kami berada di kanan-kiri tenda jadi terkena rembesan air ujan, sementara mba devi yang kami jepit, menyatakan diri bahwa tidurnya nyenyak. -_-", pengorbanan ini mah :V

dan... ini dia saat yang ditunggu-tunggu, berburu sunrise!. setealah kemarin sore gagal ngintipin sunset karna keduluan ujan.

wait wait

gue belon dikirimin poto-potonya nih sama bang faiz. jadi seadanya dulu ya'

Bales Dendam!!!!!, negeri di atas awan
Ma Sha Allah
  "Allah yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas A'rsy. Dia menundukkan matahari dan bulan, masing-masing beredar menurut waktu yang telah ditentukan. Dia mengatur urusan (mahluk-Nya), dan menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya), agar kamu yakin pertemuan dengan Tuhanmu. (Q.S Ar-Ra'd: 2)


2821 Mdpl yang bener
kalo ga inget pake rok, udah ikutan manjat ke atas gue -_-"

Bang Iqbal & Ryan

mereka ternyata temen sekelas di kampusnya O_O
expresi datar bang iqbal. antara lelah dan seneng :D

masih sunset juga



puas dipuncak kita segera bergegas ke camp untuk masak, sarapan, dan siap-siap untuk turun.

yah sekali-kali gue dimasakin :D

Kerjasama

jam 10 lewat kita siap buat turun. baru juga jalan, masih disekitar pos VI menuju pos V. gue ngeliat sekantong sampah yang ditinggalin gitu aja sama pendaki. Astaghfirullah... 

Mungkin mereka belum pernah baca firman Allah:

"Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)." (QS. Ar-Rum : 41)
 

"Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik." (QS : Al-A’raf : 56)

Ya Allah... maafin kami yang ga mengindahkan peringatan-MU. :'(

Antara gemes dan bingung, akhirnya gue putusin bawa tu sampah. awalnya jalan masih biasa, lama-lama sangat tidak memungkinkan tu sampah ditenteng-tenteng, karna tangan gue mesti ngebantuin gue jalan nerobos jalur yang luar biasah licin karna hujan kemarin.


setelah berbagai cara, akhirnya sampah itu diatur sedemikian rupa sampe bisa dimasukin tas. itupun tas nya ga bisa ditutup karna kepenuhan. tadinya mba wi yang bantuin bawa tas gue, dan gue bawa sampah itu. tapi lama-lama abang Rayen turun tangan dan ngebawain tas gue. dan jadilah belakang die carrier gede dan depannya tas gue. itu juga dia masih bisa bilang enteng -_-", God!

oiya, lagi-lagi, ada pendaki asal Bandung yang nengong ngeliat gue dan mba wi pake rok

"itu... ga ribet pake rok gitu?" tanyanya
"alhamdulillah ga bang, malahan kita jadi semakin nyaman." jawabku sambil tersenyum, perjalanan kembali dilanjutkan, disertai dengan istirahat tentunya

ngaso. #bukan gosip

bang Rayen

trek turun



tas sampah


saat mendekati pemancar, tenaga gue semakin abis. gue mesti berjuang supaya bisa tetep berjalan sampe pemancar. mba wi berulang kali minta supaya tas gue dia bawain, tapi gue bersikeras buat bawa tas gue sendiri. melewati jalan menurun jadi semakin terasa menyakitkan banget, kaki gue seperti mau copot aja bawannya. gue pun berjalan tertatih-tatih, sempet plosotan juga ditanah licin dan basah, karna hujan pun kembali mengguyur. "Allahumma Shaiyyiban nafi'an"

kami tiba di pemancar secara terpisah.
gue bang rayen, mba wi sampe sekitar jam 2-an. Bang Bay dan siapa gue lupa, mereka yang ke-2. sisanya belakangan, sekitar jam 4-an baru sampe. setelah bersih-bersih kita pun bergegas ke Terminal Garut.
berhubung angkot yang kemarin kami sewa sedang pergi dan tidak menjemput kami, akhirnya kami naik truk dicampur dengan pendaki lain.

perkebunan teh dilihat dari sekitar pemancar

ngeksis

ini dia bang rian, bang bay, dan mas hendi

bonus naik truk

cantiknya....
meskipun sedikit teraniaya di truk, tapi dapet bonnus berlipat dari Allah, jadi tambah bersyukur :).
alhamdulillah, sebelum maghrib kami pun tiba di terminal garut. dan barulah pukul 20.00 WIB bus yang kami tumpangi ini jalan. 

Garut-Jakarta macet abis. barulah senin, 16 Juni 2014 pukul 01.00 WIB bus sampe di Kampung Rambutan. setelah numpang angkot temen lain sampe depan ada taxi, gue berenti, dan yang lain jalan. gue emang terpisah dari mereka, mereka satu arah sementara gue beda sendiri. dan.... ternyata taxinya tak beroperasi. nunggu di pinggir jalan berebut sama pendaki-pendaki lain. ngampirin tukang ojek mereka pada tidur, giliran ada yang beroperasi mereka ga nyanggupin karna rumah gue kejauhan. setelah nunggu sampe jam dua pagi mau ke setengah tiga, akhirnya gue nekat naik angkot yang ke arah pondok gede. eh, dijalan nemu angkot 06 jurusan Kp-Melayu Gandaria. segera aja gue turun dan nyambung angkot lagi. sampai di jatinergara, gue langsung naik ojek buat ke kosan. Alhamdulillah pukul 03.00 WIB gue sampe. setelah shalat dan ganti baju, gue pun meneparkan diri. 

ga terasa mentari sudah menyapa, dan gue harus bersiap-siap kerja.

kembali gue tertatih hingga berhari-hari berikutnya.

perjalanan panjang dan luar biasa


“Dan Dia-lah Tuhan yang membentangkan bumi dan menjadikan gunung-gunung dan sungai-sungai padanya. Dan menjadikan padanya semua buah-buahan berpasang-pasangan, Allah menutupkan malam kepada siang. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan” (QS. 13 : 3) 

terimakasih Ya Allah atas kesempatan yag KAU beri
juga kepada keluarga mendaki yang selalu kece
mas hendi, bang bay, mba wi, bang faiz, bang rayen, bang rian, bang iqbal, dll

kangen muncak sama mba bina, bang azmi, bang randy, bang ricky, bang jorok yang suka ngupil dan ingusan (lupa namanya).