Kau dengar itu?
Detik jam dinding terus berdetik
Saling bersahutan satu sama lain
Seirama tapi tak bersama
Mengapa begitu?
Bukankah harusnya waktu adalah satu?
Berjalan searah, berputar dari angka 12 dan kembali ke angka 12
Untuk kemudian kembali berputar dan terus berputar
Menunjukkan kepada manusia, bahwa waktu terus berjalan
Tanpa bisa menunggu
Mengingatkan kepada makhluk-NYA
Bahwa di setiap detik waktu yang berputar
Berkuranglah kembali masa mereka di muka bumi
Lalu...
Mengapa detik waktu itu tak mau sejalan seperti seharusnya?
Mengapa mereka berbeda?
Mengapa?!
Bukankah seharusnya DIA mampu membuat mereka bersatu?
Bukankah seharusnya DIA mampu membuat mereka bersatu?
Lantas...
Samakah waktuku dengan waktumu dan mereka?
Samakah kesempatan yang DIA beri untuk tiap dari kita?
Atau justru sebaliknya?
Waktu dan Kesempatan untuk kita tak sama
Waktu dan Kesempatan kita...
Sama seperti detik waktu jam dinding yang berdetik
Seirama namun tak sejalan
Tak bersama
Tak bersama
Aku belum siap
Duhai Sang pemilik segala
Aku belum siap
Duhai Sang Pengasih
Aku belum siap
Dan jika perlu akan kurapalkan 99 asma suci-MU
Agar KAU tahu, betapa tak sanggupnya aku
Menghadapi akhir waktuku
Agar KAU tahu, betapa tak sanggupnya aku
Menghadapi akhir waktuku
Jika harus,
Akanku bersujud , bersimpuh dihadapan-MU
dan terus memohon belas kasih-MU Rabbi
Akan kupinta
Agar aku mendapat perpanjangan waktu dari-MU
Akanku bersujud , bersimpuh dihadapan-MU
dan terus memohon belas kasih-MU Rabbi
Akan kupinta
Agar aku mendapat perpanjangan waktu dari-MU
Cinta...
Belum banyak bekalku
Gundukan gunung tak sebanding dengan dosa-dosaku
Luasnya samudra dan butiran pasir juga tak kan cukup
Untuk menjelaskan, betapa hinanya aku
Cinta...
Berikan aku waktu
Berikan aku kesempatan
Beri aku kekuatan
Cinta...
Usap lembutlah jiwa-jiwa yang belum juga menyadari bahwa ternyata kami merindukan-MU
Tegurlah Kami dengan cara manis-MU
Bukakanlah pintu maaf-MU Cinta...
Untuk kami
Hamba-MU yang lalai
Hamba-MU yang belum mampu menghargai waktu
Dan sadarkan kami
Bahwa waktu, tak pernah bisa menunggu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar