Rabu, 31 Desember 2014

Jatuh Cinta itu....



Suatu hari ada salah seorang teman yang entah iseng atau beneran ga tahu, tapi dia nanya sesuatu yang menurut gue itu pertanyaan konyol yang pernah gue denger.

“eh jujur ya. Orang kayak lo itu pernah jatuh cinta gak sih?”

Geez. Mentang-mentang gaya gue rada-rada preman.

oh Man!, lo pikir gue ini patung kayu, boneka kain, atau robot baja?. Kalaupun ada orang yang gak pernah jatuh cinta, meskipun gue belum pernah survey, tapi gue yakin populasinya di dunia ini gak nyampe 1000:1.

Allah Azza wa jalla berfirman:

Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak laki-laki, harta yang banyak dari jenis emas dan perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik.
(Ali ‘Imran: 14)

Nah! jelaskan?, udah jadi kodrat, fitrah manusia menyukai keindahan. Laki-laki memandang indah perempuam, begitupun sebaliknya.

Sebagai salah satu makhluk ciptaan Allah, tentunya gue juga pernah jatuh cinta.  Itu udah fitrah yang gak bisa gue ingkari. Tapi kan bukan berarti gue harus menunjukkannya kepada si dia dan semua orang tentang perasaan gue ya kan?, cukup gue dan Allah yang tahu. yah meskipun kadang juga dikit-dikit cerita ke temen. Tapi tetep aja Allah yang paling tahu luar-dalem.

FYI,

Sekali-kalinya gue ngejar-ngejar cowok itu waktu kelas XII SMA. Itu pun bukan ngejar cowok yang gue taksir, melainkan cowok yang temen gue taksir. Bukan buat ngapa-ngapain, tapi karena kebetulan waktu itu sohib gue ulang tahun, jadi gue cuma mau minta do’i ngucapin. Udah gitu aja. Itupun dia gak gubris. Belakangan malah tuh cowok jadian sama temen gue yang lain yang tadinya mau nyomblangin mereka. Bayangin deh perasaan sohib gue itu, pasti hurt banget.

Keponakan gue yang notabene seorang playboy cap kambing pun (Alhamdulillah sudah menikah sekarang mah), dulu pernah berbaik hati nasihatin gue yang dia pikir minder karena gak punya cowok.

“Mbak, kalau orang gak pacaran itu bukan berarti gak laku, tapi memang wanita seharusnya seperti itu mbak, jual mahal!” ucapnya dengan bangga, padahal waktu itu ceweknya banyak. Hadeuh.

Yah pengalaman temen-temen gue yang sering jatuh cinta dan patah hati sepertinya membuat gue juga banyak belajar untuk menahan diri. Bukan untuk tidak jatuh cinta, tetapi untuk bertahan agar tidak menjalin hubungan yang gak jelas ujungnya, kayak pacaran.  Belakangan gue pun tahu, bahwa dalam agama islam yang In Sha Allah Rahmatan lil ‘alamin, pacaran itu dilarang.

Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk,
(QS. Al-Isra’: 32).

Ayat di atas emang gak bilang secara langsung tentang larangan pacaran. Tapi bisa dong kita realistis gimana orang pacaran jaman sekarang?. Mulai dari saling curi pandang, tukeran nomor hp, add facebook, follow twitter, sms-an, jadian, ayang-ayangan, ketemuan, pegangan tangan, dst. Tipe-tipe begini ini gak sedikit yang berakhir dengan MBA (Married by accident).

Na’udzubillah dah. Biar reman-reman begini gue mah masih mikir. Gue jadi inget, tentang firman Allah:

”Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji dan laki-laki yang keji adalah untuk wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rizki yang mulia (surga).”(QS.An­-Nuur:26).

Nyesek banget kayaknya. Gimana enggak malu, nyesek, kalau gue yang emang belum bener, yang masih di level terendah kalau mau dimasukin golongan orang yang beriman, yang baru dan cuma layak disebut muslimah, gue yang udah umur segini masih belum punya amal unggulan, hafal A-Qur’an enggak, kaya juga enggak, tapi masih blagu dan melalaikan kewajiban, gue yang masih banyak minusnya, yang masih hina hina dan hina banget ini, tapi pingin punya jodoh yang soleh!. ngaca woy ngaca! *sambil ngadep kaca.
Sah-sah aja sih, dan gak ada yang gak mungkin emang. Tapi ya realistis juga ya cin, biar menambah semangat ibadah. Liat aja pantulan diri dicermin, gak ada yang bedakan?. Hidung mah tetap mancung ke dalem, yang kulitnya sawo kematengan ya tetep sama. Atau bisa juga liat pantulan pepohonan di air danau, sama persis kan bentuknya?
yah kecuali lo seneng pake kamera 360, pasti beda
wkwkwk

yah apapun gue sekarang,semoga gue bisa terus mengupgrade diri disetiap kesempatan yang Allah beri.

Lindungilah hamba, orang tua hamba, serta anak-cucu hamba-MU dari segala macam perbuatan yang KAU murkai ya Rabb…

 Aamiiin

Danau di dekat masjid puspitek-serang








Sabtu, 20 Desember 2014

Sepenggal Hikmah dari Kisah di Masa Lalu



Bagaimana perasaanmu jika seorang sahabat bertanya,
“Kalau aku udah ga virgin, apa kamu masih mau temenan sama aku?”

Sebut aja Dewi. Orang yang kenal saat semester satu di kampus. tidak ada yang spesial darinya sampai kita sahabatan.

Suatu hari di kosannya, dia bercerita tentang kehidupannya.

"Kamu tahu, kenapa dulu aku sangat benci ibuku? "
Aku menggeleng.
"Karna dia menjatuhkanku di saat aku terpuruk. Saat aku butuh pelukan dan kasih sayangnya. Ketika SMP ku kisahkan kejadian itu. Bukan keadaanku Ti, tapi kekhawatiran jika ada orang lain tahu yang dipikirikannya. Aku ngerti ini aib, tapi sebagai orang tua harusnya dia care sama anaknya. Semenjak hari itu setiap dia berbuat salah, aku ga bisa negur atau ngingetin dia, karna dia selalu mengancam dan merendahkanku. Itu yang gue sesali”

"Dulu aku sering minta sama Allah supaya aku cepet mati. Ku pikir dengan begitu semua selesai, Mau bunuh diri, itu dosa besar dan jaminannya neraka. Akhirnya aku mencoba move on."

" kamu masih marah sama ibumu? "

"Aku belajar bersabar dan memaafkan."  ucapnya sambil tersenyum.

"orang itu gimana?" tanyaku ragu.

"Dia sudah menikah. Semoga Allah kasih dia hidayah dan keluarga mereka bahagia.”

"Menurutmu apa yang membuatku sangat bersyukur?" tanyanya

"Karna aku jadi ga berani pacaran. Lingkungan dan pergaulan disekitarku udah ga sehat, banyak teman yang pacaran bahkan sampai Married by Accident. Meskipun awalnya sulit, aku juga belajar memaafkan orang yang pernah melemparkanku ke lembah hitam terdalam. Aku bersyukur karena Allah menjaga dan membimbingku menjemput hidayah-NYA. Masih ada banyak hal Ti. Allah juga pernah berfirman, bahwa Dia tidak akan menguji seorang hamba diluar batas kemampuannya."

Aku tersenyum, juga malu, karena suka mengeluh atas masalah yang menimpaku. Malu karena sering mengkufuri nikmat-NYA.
Tak peduli bagaimana masa lalunya, yang terpenting adalah bagaimana dia sekarang dan kedepannya.
Bersyukur Allah mempertemukan dan mengijinkan kami saling menasehati serta tolong-menolong dalam kebaikan.


Ilustrated