Suatu
hari ada salah seorang teman yang entah iseng atau beneran ga tahu, tapi dia nanya
sesuatu yang menurut gue itu pertanyaan konyol yang pernah gue denger.
“eh
jujur ya. Orang kayak lo itu pernah jatuh cinta gak sih?”
Geez.
Mentang-mentang gaya gue rada-rada preman.
oh Man!,
lo pikir gue ini patung kayu, boneka kain, atau robot baja?. Kalaupun ada orang
yang gak pernah jatuh cinta, meskipun gue belum pernah survey, tapi gue yakin
populasinya di dunia ini gak nyampe 1000:1.
Allah
Azza wa jalla berfirman:
Dijadikan indah pada (pandangan)
manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak
laki-laki, harta yang banyak dari jenis emas dan perak, kuda pilihan,
binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia,
dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik.
(Ali ‘Imran: 14)
(Ali ‘Imran: 14)
Nah!
jelaskan?, udah jadi kodrat, fitrah manusia menyukai keindahan. Laki-laki memandang indah
perempuam, begitupun sebaliknya.
Sebagai
salah satu makhluk ciptaan Allah, tentunya gue juga pernah jatuh cinta. Itu udah fitrah yang gak bisa gue ingkari. Tapi
kan bukan berarti gue harus menunjukkannya kepada si dia dan semua orang
tentang perasaan gue ya kan?, cukup gue dan Allah yang tahu. yah meskipun kadang juga dikit-dikit cerita ke temen. Tapi tetep aja Allah yang paling tahu luar-dalem.
FYI,
Sekali-kalinya
gue ngejar-ngejar cowok itu waktu kelas XII SMA. Itu pun bukan ngejar cowok
yang gue taksir, melainkan cowok yang temen gue taksir. Bukan buat
ngapa-ngapain, tapi karena kebetulan waktu itu sohib gue ulang tahun, jadi gue
cuma mau minta do’i ngucapin. Udah gitu aja. Itupun dia gak gubris. Belakangan
malah tuh cowok jadian sama temen gue yang lain yang tadinya mau nyomblangin
mereka. Bayangin deh perasaan sohib gue itu, pasti hurt banget.
Keponakan
gue yang notabene seorang playboy cap kambing pun (Alhamdulillah sudah menikah
sekarang mah), dulu pernah berbaik hati nasihatin gue yang dia pikir minder
karena gak punya cowok.
“Mbak,
kalau orang gak pacaran itu bukan berarti gak laku, tapi memang wanita
seharusnya seperti itu mbak, jual mahal!” ucapnya dengan bangga, padahal waktu
itu ceweknya banyak. Hadeuh.
Yah
pengalaman temen-temen gue yang sering jatuh cinta dan patah hati sepertinya
membuat gue juga banyak belajar untuk menahan diri. Bukan untuk tidak jatuh
cinta, tetapi untuk bertahan agar tidak menjalin hubungan yang gak jelas
ujungnya, kayak pacaran. Belakangan gue pun tahu, bahwa dalam agama islam yang In Sha Allah Rahmatan lil ‘alamin,
pacaran itu dilarang.
“Dan
janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan
yang keji. Dan suatu jalan yang buruk,”
(QS.
Al-Isra’: 32).
Ayat
di atas emang gak bilang secara langsung tentang larangan pacaran. Tapi bisa
dong kita realistis gimana orang pacaran jaman sekarang?. Mulai dari saling
curi pandang, tukeran nomor hp, add facebook, follow twitter, sms-an, jadian,
ayang-ayangan, ketemuan, pegangan tangan, dst. Tipe-tipe begini ini gak sedikit
yang berakhir dengan MBA (Married by accident).
Na’udzubillah
dah. Biar reman-reman begini gue mah masih mikir. Gue jadi inget, tentang
firman Allah:
”Wanita-wanita
yang keji adalah untuk laki-laki yang keji dan laki-laki yang keji adalah untuk
wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk
laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang
baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh
mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rizki yang mulia
(surga).”(QS.An-Nuur:26).
Nyesek banget kayaknya. Gimana enggak malu, nyesek, kalau gue yang emang belum bener, yang masih di level terendah kalau mau dimasukin golongan orang yang beriman, yang baru dan cuma layak disebut
muslimah, gue yang udah umur segini masih belum punya amal unggulan, hafal
A-Qur’an enggak, kaya juga enggak, tapi masih blagu dan melalaikan kewajiban, gue yang masih banyak minusnya, yang masih hina hina dan hina banget ini, tapi pingin punya jodoh yang soleh!. ngaca woy ngaca! *sambil ngadep kaca.
Sah-sah aja sih, dan gak ada yang gak mungkin emang. Tapi ya realistis juga ya cin, biar menambah semangat ibadah. Liat aja pantulan diri dicermin, gak ada yang bedakan?. Hidung mah tetap mancung ke dalem, yang kulitnya sawo kematengan ya tetep sama. Atau bisa juga liat pantulan pepohonan di air danau, sama persis kan bentuknya?
yah kecuali lo seneng pake kamera 360, pasti beda
wkwkwk
yah apapun gue sekarang,semoga
gue bisa terus mengupgrade diri disetiap kesempatan yang Allah beri.
Lindungilah
hamba, orang tua hamba, serta anak-cucu hamba-MU dari segala macam perbuatan
yang KAU murkai ya Rabb…
Aamiiin
Danau di dekat masjid puspitek-serang |