Senin, 19 Oktober 2015

Episode Senja

Daun yang jatuh tak kan pernah kembali ke tempat darimana ia berasal
Dia akan pergi kemana pun angin membawanya

Dan aku rasa, aku mulai iri dengan ketaatan daun yang gugur itu.
Dia tak pernah marah
Tak pernah membenci dan mencaci
Hanya menuruti, apa suratan Ilahi

Aku pun ingin rasaku seperti daun gugur itu
Pergi dari suatu tempat, dan tak pernah kembali
Melupakan apa yang seharusnya dilupakan

Episode ini harusnya tlah berakhir semenjak hari kepergianmu dan kehilanganku

Semenjak DIA menjawab munajat dan tanyaku
Semenjak DIA menggiringku hingga sampai di titik ini
Di sebuah tempat dimana tak
seharusnya aku berada

Maka harusnya aku mulai belejar melepaskan
Bukan justru merajut rindu
Maka harusnya aku mulai belajar melupakan
Bukan terus mengukir kenangan

Tapi hatiku masih tertutup untuk menerima semua kenyataan ini
Dan aku pun tersadar, bahwa episode ini masih akan terus berlanjut, hingga aku sendiri mampu mengakhiri

Ya...
Aku masih mencarimu
Aku masih menantimu
Aku masih sangat ingin melihat senyum sempurna itu
Dan satu hal yang paling menyakitkan adalah, aku masih mengharapkanmu
Tak peduli betapapun perasaan ini menyakiti diriku sendiri

Duhai senja

Adakah dia tengah memandangmu seperti aku memandangmu?
Adakah kau melihatnya tersenyum tulus seperti ia dulu?
Adakah dia masih peduli dengan sekitarnya?
Adakah dia...?

Duhai senja,
Mengapa menyapamu selalu membuatku sendu?
Mengapa memandangmu selalu tercipta lara?

Duhai Senja,
Betapa benci dan rindu untukmu telah menyatu

Hingga aku tak lagi tahu
Apakah aku tengah terluka atau bahagia saat menantimu

Duhai senja...
Biarkan aku menikmati rona jinggamu
Hingga ia berlalu
Hingga gelap menyapa
Hingga kehangatan itu tak lagi terasa
Hingga seruan menghadap Tuhan mulai dikumandangkan

Aku akan pergi,
dan jika Tuhan menghendaki, aku akan menemuimu esok hari.

Kembali menantimu hingga ujung waktuku