Kamis, 04 Juni 2015

Jodoh, Takdir dan Do'a

Halo, Nama gue Risti, Single dari lahir, dan belum pernah menjomblo. Galau pasti pernah, naksir orang juga udah berkali-kali, tapi alhamdulillah belum pernah ngerasain rasanya putus sama pacar, musuhan sama mantan, atau bermasalah sama gebetan mantan gara-gara sang mantan masih mikirin gue (elah, kasus banyak orang ini mah),  wkwk

Eits, haters, jangan bilang gue lagi promosi, tapi kalau kalian mikirnya gitu ya nggak papa juga sih. Gue boleh nulis apa yang mau gue tulis, jadi kalian juga boleh menilai dari apa yang kalian lihat dari tulisan gue ini.

Ngomong-ngomong soal single dari lahir, bukan berarti gue nggak mikirin tentang jodoh ya. Mikir ke sana (tentang masa depan) jelas boleh-boleh aja, bahkan wajib mungkin bagi sebagian orang, tapi menurut gue ya, sesuai porsinya aja.

'Maksudnya?'

Ya maksud gue, jangan nggak mikirin, tapi jangan sampai galau kebangetan gara-gara terlalu mikirin juga. Intinya, setiap fase kehidupan yang kita alami sekarang ini itu, nggak terlepas dari campur tangan ilahi, kita nggak bisa maksa atau juga mengelak. Kalau orang bilang, semua itu namanya takdir.Jadi ya, nikmati aja semua prosesnya, karena suatu saat lo pasti bakal kangen dengan masa-masa ini.

'Trus kalau gue jomblo, single atau apapun namanya selama seumur hidup, itu juga takdir?, berarti Tuhan nggak adil dong sama gue?!'

#plakkk

"Ngaca woi ngaca!"
Takdir itu bisa dirubah dengan do'a, pernah denger kan kalau senjatanya umat muslim itu adalah do'a?, lo pikir dulu 300 tentara umat muslim kenapa bisa menang waktu melawan 1000 tentara kaum kuffar Quraisy di Perang Badar?. Rasulullah berdo'a man!, berdo'a tanpa lelah sampai selendangnya terjatuh, sampai Abu Bakar juga berulang kali meminta Rasulullah menghentikan do'anya yang terlalu lama."

'oh... jadi gue cuma perlu berdo'a aja ya?'

"Ya kalau lo Rasulullah silahkan." pasang muka polos.

'Loh, maksud lo?,  katanya tadi senjatanya umat muslim dengan berdo'a.'

"Iya, tapi orang do'a juga kudu diimbangi dengan usaha keleusss."

'Oh... Gue udah usaha, tapi kok jodoh gue belum juga dateng ya?'

"Usaha yang pegimane maksud lo?, yang pedekate sama anak orang?, yang flirting-flirtingan sama temen kampus?, atau yang mana?" tersenyum penuh arti.

'ehmm, ya...  kan itu usaha juga' garuk-garuk kepala.

"Jodoh itu hak prerogatifnya Allah sayang... kalau kamu mau mendapatkan orang yang tepat ya berarti kamu juga harus belajar menjadi orang yang tepat untuk seseorang yang kelak menjadi pendamping hidup kamu."

'maksud lo?'

"Orang bilang, jodoh itu cerminan diri. Lo pasti pernah denger kan, soal laki-laki baik-baik untuk wanita baik-baik, pun begitu sebaliknya."

'iya sih, tapi kan gue butuh waktu untuk penjajakan. Supaya nggak kayak beli kucing dalam karung.'

*ketawa guling-guling

"Dalam Islam, sudah mengajarkan proses yang baik, jadi lo nggak bakalan kayak beli kucing dalam karung. Kalau lo beneran siap, lo bisa ta'aruf untuk mengenal dia, dan itu ada batasan-batasannya, ada aturannya, ada cara mainnya. Jadi gue jamin lo nggak bakalan kayak beli kucing dalam karung."

'Oh gitu. Gue sih pingin ta'aruf gitu, cuman kayaknya tabungan gue belum cukup deh buat nikah, menurut lo gue harus gimana?''

"Yelah, nikah itu gratis, kalau emang beneran mau nikah untuk menghindari nafsu, zina dan gidaan syaithan yang lain. Tinggal datang ke walinya, ijin nikah di KUA, beres. Tapi kalau lo emang belum siap, ya dari sekarang persiapkan semuanya. Sambil nabung, sambil sama-sama memperbaiki diri. Yang jelas kalian nggak usah ngebuat ikatan dengan jadian, tunangan, atau apa pun namanya. Ya walaupun kalian bilang nggak ngapa-ngapain, tapi setan itu selalu punya cara buat ngejerumusin manusia."

'Tapi, kalau dia disamber orang lain gimana?'

"Ya itu udah resiko. Kan gue bilang, jodoh itu hak prerogatifnya Allah. Kalau dia jodoh lo, pasti Allah bakal menyatukan kalian bagaimana pun caranya. Tugas kita hanya berusaha untuk memperbaiki diri hingga kita benar-benar siap, lahir maupun batin."

'ok deh, gue bakal mempersiapkan diri sebelum menjemput jodoh gue'

"Good boy..."

Nah kan gaes, emang nggak mudah ngejaga hati, Tapi kalau bukan kita sendiri yang menjaga, lantas siapa lagi?. Yuk sama-sama saling mengingatkan kepada sesama muslim untuk tetap berada di jalan yang lurus. Kalau ada yang salah ya di ingetin, bukan justru didukung. Sehingga kelak di yaumil akhir, kita tidak turut disalahkan atas saudara kita karena kita sudah mengingatkannya.


Happy writing, happy reading, happy studying! 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar