Sabtu, 23 Mei 2015

Rohingnya: Bukan antara Budha dan Islam, tapi...

Tentang Rohingnya: Ini bukan tentang Budha, tapi tentang seorang biksu radikal yang mampu mempengaruhi orang-orang di sekitarnya agar mau turut membantai umat muslim Rohingnya di Myanmar sana. Bedakan!

Sakit dan perih, ketika mengetahui bahwa saudara-saudara seiman etnis Rohingnya di Myanmar harus dibantai, bahkan sampai harus melarikan diri dari kebrutalan para biksu radikal. Para pelarian itu jumlahnya tak sedikit, puluhan, bahkan ratusan. Setelah beberapa lama terombang-ambing di tengah laut, ditolak sana-sini (Thailand, bahkan Malaysia yang notabene juga negara yang nilai keislamannya bisa dibilang kuat), dan yang terakhir Indonesia, negara yang katanya mayoritas penduduknya adalah muslim (meskipun saat ini Pemerintah Indonesia menerima sementara para pengungsi). Meskipun pemerintah sempat menolak para pengungsi, rakyat Aceh justru menerima dengan tangan terbuka para pengungsi itu.

Malu kepada Turkye, yang dengan suka relanya mengirimkan armada AL untuk menjemput para pengungsi, bahkan kabarnya mereka juga sudah menyiapkan 200.000 tempat untuk pengungsi.

Kecewa, kepada para agen perdamaian dunia, atau mereka yang telah menerima nobel perdamaian tapi hanya bungkam setiap melihat muslim tertindas. Ke mana mereka, orang-orang yang kemarin berteriak-teriak HAM?. Ketika melihat narapidana mati terkait kasus Narkoba yang akan dieksekusi beberapa waktu yang lalu, dunia seakan-akan heboh, bahkan mereka sampai dibuatkan surat terbuka oleh salah satu artis negeri ini, kematiannya seolah-olah adalah sebuah kesalahan dan kejahatan. Tapi ketika melihat kematian saudara-saudara muslim Rohingnya, Pembantaian terhadap saudara-saudara kita di Suriah oleh Rezim Assad, atau pembantaian besar-besaran terhadap muslim di Afrika Tengah sana, Dunia justru bungkam, seolah-olah kejahatan itu adalah sebuah kebenaran, sehingga mereka tidak perlu lagi repot-repot membela hak asasi manusia.

Majalah Time dan media-media barat mengatakan, bahwa si biksu Ashin Wirathu adalah Osamah bin ladennya Budha, seolah mereka sedang menggiring opini publik untuk mempercayai bahwa kiblat teroris adalah Osamah bin laden, yang notabenenya seorang muslim, atau secara tidak langsung, Barat ingin menyatakan bahwa Islam adalah Teroris!

Tapi ada lagi yang tak kalah membuat miris. Yaitu ketika membaca komentar-komentar beberapa orang di dunia maya. Beranda saya dipenuhi dengan ucapan kegeraman karena saudara seiman mereka terluka. Tentu ini hal yang wajar, karena setiap muslim adalah saudara, dimana jika ada salah satu dari mereka yang sakit, maka yang lain pun merasakannya, jadi mereka memang berhak marah, bahkan murka, tapi tidak harus dengan cara mengeluarkan kata-kata yang sarkastik.

Komentar-komentar yang beberapa waktu belakangan muncul di beranda Facebook saya:
"Si botak ini nih yang aslinya teroris."

"Alah, agama Budha cuma baik di tipi-tipi doang, aslinya mah mereka pembunuh."

"Cuma Biksu Tong di film Kera Sakti aja tuh biksu baik, aslinya mah..."

Dan masih banyak lagi komentar-komentar yang menurut saya tidak pantas di ucapkan. Entah apa yang ada di dalam benak mereka, hingga kalimat-kalimat seperti itu muncul. Apakah mereka tidak berfikir bahwa yang botak itu bukan hanya biksu-biksu itu?, bukannya laki-laki yang sepulang umroh dan haji juga biasanya mencukur rambut mereka, bahkan tak jarang juga yang membotakkan kepalanya?

Astaghfirullah astaghfirullah astaghfirullah...

Pada dasarnya semua agama mengajarkan kasih sayang. Islam, Budha, Kristen, dan lainnya, semua sama mengajarkan kebaikan. Jika ada yang salah atau menyimpang, jangan lantas men-judge bahwa Budha, Kristen, Islam, atau agama manapun salah, yang salah adalah perorangannya, pemeluknya!

Coba bayangkan, seandainya pembantaian itu dilakukan oleh orang-orang yang mengaku dirinya adalah muslim?, bukankah nantinya juga akan menyakitkan untuk umat muslim karena Islam yang dicela hanya karena perilaku segelintir orang?, bukankah kita juga tidak mau di judge seperti itu?, bukankah sudah jelas juga bagaimana Firman Allah:

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim."
(QS. Al-Hujarat:11)

Coba lihat lingkungan sekitar, bukankah ada dari mereka yang selama ini, meskipun berbeda namun mereka tetap bisa menjaga hubungan agar tetap rukun dan damai satu sama lain?

Pun sejauh ini saya memang belum bisa membantu apa-apa, hanya do'a, semoga Allah senantiasa memberikan yang terbaik bagi setiap hamba-NYA di mana pun mereka berada.

Jangan mudah terpancing dan latah ikut mencela, karena bisa jadi, momen seperti ini akan dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu untuk memecah belah kedamaian yang selama ini sudah terjalin di Indonesia. Jangan sampai.

Wallahu a'lam bishawab... 

Selasa, 19 Mei 2015

About "Warriors Area" : May Our Friendship never Die

Karena SMP gue dulu jauh dari rumah dan angkot beroperasi cuma sampe sore, jadi gue gak bisa ngikut ekskul selama SMP, padahal gue udah ngincer pramuka waktu itu. Makanya pas SMA, karena jarak rumah-sekolah sangat dekat, gue pun balas dendam dengan mengikuti semua ekskul yang ada. Mulai dari Pramuka, OSIS, PMR, sempet ikut Voli juga meskipun hingga lulus gue gak bisa main voli dengan benar, beberapa kali ikut Qiro'ah yang na'asnya gue tetep kagak bisa ngaji dengan indah sampai ekskul itu gak berjalan lagi, dan di penghujung waktu yang tersisa gue ikut pencak silat (meskipun baru mengenal beberapa jurus yang mana sekarang gue udah lupa apa aja namanya).

Di tahun pertama gue cuma aktif di Pramuka dan PMR, Qiro'ah, waktu itu OSIS gue belum berhasil lolos seleksi, mayoritas pengurus OSIS memang anak-anak Paskibraka, yang notabenenya bertubuh tinggi menjulang, bukan makhluk imut-imut semacem gue ini, belum lagi kamampuan gue untuk berorasi dan berargumentasi di bawah standar, itu semua gue yakini sebagai faktor utama yang menyebabkan gagalnya gue dalam proses seleksi. Anak paskib memang banyak yang masuk OSIS tanpa harus menghadapi serangkaian seleski dan birokrasi berbelit. Barulah di tahun kedua gue mendaftar lagi dan aktif di OSIS.

Alhamdulillah nya di sekolah gue ekskulnya gak banyak, kalau ada mungkin gue bakal cobain satu-satu. FYI, di sekolah gue gak ada yang namanya Rohis.

Ngomong-ngomong berorganisasi,gue punya sahabat-sahabat kece selama selama berada disebuah kepengurusan. Karena Mayoritas pengurus OSIS, Pramuka, PMR adalah orang yang sama, jadi ya komunikasi intens sama orang itu-itu juga.

Banyak sebenernya kalau ngeliat struktural, hanya saja, seringnya dengan orang-orang inilah gue menjalankan kehidupan di sekolah:

Harto Gunari: Biasa dipanggil gugun. Si Ketua OSIS, sekaligus Pradana (ketua pramuka) dan juga ketua kelas saat kelas X. Si cuek yang ngeselin, humoris, terkadang cildish tapi juga sewaktu-waktu bisa jadi orang paling tua sedunia, disaat-saat seperti itulah dia cocok buat diajak diskusi, selain itu? NO! atau lo bakal tersesat. Suka ngomong tanpa ayakan, cenderung terlalu polos yang disengaja. Hobinya ngeles dan sering pura-pura galau atau bikin geer anak orang, pemikirannya juga susah ditebak. Orang yang akan tahan banting dari gelitikan ketika dia sedang tidak ingin geli, tapi akan blingsatan seperti cacing kepanasan ketika dia bilang sedang geli. Sungguh orang yang aneh!. Setelah lulus kita memang jarang komunikasi, tapi kadang gue sama yang lain suka nyamperin ke rumahnya, meskipun ujung-ujungnya dia kagak di rumah.  Ish...  tapi alhamdulillah dia telah melepas kegalauannya sekitar tahun 2014 kemarin dengan menikahi bidadari pilihannya. #eaaa

Doni Prasetyo Utomo: Gue kenal dia sejak SMP, kita pernah satu kelas waktu kelas VII. Anak pak polisi ini menjabat sebagai wakil ketua OSIS (kalau gak salah) dan di pramuka dia jadi sekertarisnya (kalau gak salah juga). Pernah gabung di PMR meskipun akhirnya gak aktif. Jangan ditanya seberapa encer otak dia, yang jelas dia biasa menjadi juara umum. Sosok yang relijius dibandingkan personil yang lain. Dia juga lawan yang tangguh buat berantem dan berdebat, kalau lagi debat sama dia, bikin gontok dan pingin nelen orang hidup-hidup. Saat ini do'i tengah fokus berkarir di Angkatan Laut dan menjadi orang paling sombong sedunia. Mungkin karena di tengah laut kagak ada sinyal, jadi kagak pernah ngasih kabar ke temennya ini. hiks.

Hendrawan Dwi Harsono : Bejo nama bekennya. Si jangkung yang satu ini juga anak paskib. Koordinator Sie Pendidikan Pendahuluan Bela Negara waktu di OSIS, di pramuka entah sebagai apa, mungkin tukang ngusir preman?,  ah bukan, itu pekerjaan gue. Dulu meskipun suka ngeyel, tapi do'i juga nurut kalau dikasih masukan. Soulmate (teman berantem) sekaligus partner in crime buat bolos di hari senin dengan dalih ngurusin anak yang pada bolos Pramuka hari sabtu, tiga tahun berturut-turut menempati kelas yang sama dengannya. Hobinya main komputer dulu. Nah dia ini paling bisa ngebully orang, sebelas-dua belas sama gu2n dan kicik. Gak ada yang lebih nyebelin dari dia selain karena temennya kebanyakan orang seblek, dan entah kenapa dia sering banget digosipin (deket) sama cewek-cewek, maksud gue, dia jadi sok kayak casanova gitu.
Selain sibuk dengan cewek dan mobilnya, entah apalagi pekerjaannya saat ini. Karena belum lama dia baru lulus kuliah.

M. Qornul Manazil: Dia itu teman sekaligus musuh. Tiada hari tanpa berdebat dan berantem sama dia (bukan cuma gue ya). Pokoknya, setiap kali dia bilang iya, maka gue dan rekan cewek akan bilang tidak, begitu terus, pokoknya kita nyaris selalu bertolak belakang. Playboy cap teri yang selalu bikin rame dengan banyolan-banyolan yang seringkali mengandung hal-hal mesum. Jangan tanya berapa seringnya kita gontok-gontokan, tapi itu cuma sementara, setelah kesandung pasti lupa. Sebenernya dia itu baik, hanya seringkali dia itu tengil dan suka TP-TP, apalagi sama adik kelas.
Mungkin saat ini do'i lagi sibuk ngemong anak-anaknya. Entah sudah berapa permata hatinya saat ini, yang jelas si playboy cap teri pun menikah tak lama setelah lulus sekolah. hehehe.

M. Mustofa: Koordinator Sie Kerohanian. Di acara apapun, ya dia ini pak ustadz nya. Rekan seperjuangan di Qiro'ah juga selain di OSIS dan Pramuka. Kalau ngomong sering muter-muter gak jelas, bikin keder orang yang belum mengenalnya. Gak bbanyak tingkath, tapi kalau lagi galau, udah kayak babon abis lahiran, galak dan bikin gue pingin nyambit pake sendal. Sebenernya dia dan Nazil ini juga temen SMP gue, cuma kita kagak pernah satu kelas, jadi ya masa bodo. Barulah di SMA kita dipersatukan. Halah. Setelah menikah di tahun 2014 kemarin, gue emang belum komunikasi lagi sama dia. Tapi sebelumnya dia memang sibuk dengan bisnis prophertynya.

Prayoga Fatahillah/Kicik: Setiap ada Nazil, maka secara otomatis di situ juga ada Kicik, dan Mustofa juga sih kadang-kadang. Kalau lagi bareng-bareng mereka lebih mirip pasangan aneh. Si kicik ini orang yang gak kalah unik dengan hemmi, dia lebih sering dijadikan sebagai obyek bullyan, dan dengan senang hati biasanya dia akan tertawa-tawa ketika hal itu terjadi. Jangan salah ya, biar gitu-gitu juga kicik ini termasuk orang yang sangat bisa di andalkan lho. Apalagi kalau kita lagi prepare buat acara sekolah, cowok-cowok inilah yang pada nginep. Gue dan cewek-cewek nya paling banter ba'da maghrib udah pada balik. Kecuali pas kemah atau sedang cari rute buat diklat, gue wajib ikut.
Si kicik ini yang ngebawa kabur Doni sebelum doni berlayar awal tahun 2015. Alhasil, setiap kali janjian mau ketemu sama Doni, pasti dia lagi bareng sama kicik. Ke Tanah abang lah, ke Tangerang lah, ke Kota tua malem-malem. Hadeuhhh kicik racun... anak baik-baik diajak klayapan terus. Ya Maklumlah, cuma kicik soulmatenya yang tinggal di jekardah.

David Yoga Hardiyanto: Sekilas namanya mirip pak Hadi, Pembina Pramuka pertama yang tercinta sekaligus guru mapel kesenian. Entah sejak kapan, karena sebelumnya David ini kurang aktif di sekolah, yang jelas seinget gue, tiba-tiba dia sudah menjadi partner gue saat apel dan upacara pramuka. Yaks, Gue sebagai pembaca Tri Satya dan David sebagai pembaca Dasa Dharma pramuka. Meskipun kita kagak terlalu akrab karena do'i anak IPA, tapi hampir disetiap kegiatan dia menjadi orang yang selalu bisa diandalkan, terlebih saat KPTA di pagilaran waktu itu. Kalau pos to pos, Dia biasa di tempatkan di pos kerohanian. Sekarang entah apa kesibukannya, gue pikir dia jadi pak guru.

Istika Nursari Utami : Cewek jangkung yang bisa dibilang cukup dikenal oleh penghuni sekolah ini adalah temen SD sekaligus temen sekelas gue. Lupa jabatan dia di OSIS sebagai apa, yang jelas dia ini Pradani (ketua putri) Pramuka. Dikenal juga sebagai playgirl yang hobi TP-TP ke siapa aja. Temen berantem cewek yang akan kegirangan ketika berhasil ngebully gue. Keganjenannya itu sering banget gue protes dan berhasil bikin kita ribut. Yang paling rese adalah ketika dia pake nama gue buat ijin ke neneknya pas mau pacaran, dan tanpa ijin ke gue sebelumnya.
Setelah petualangannya selama bertahun-tahun di ibukota, akhirnya dia kembali ke kamhal. Dibandingkan dengan kami, dialah yang paling kaya. Karena anaknya sudah dua. hahaha

Anita Setiani : Kalau cowok ada doni, cewek ada Nita. Mereka sama-sama anak IPA, meskipun kagak sepinter doni juga sih. Eh, Nazil juga IPA ding. Kalau gue ini emak di pramuka, dia ini emaknya anak-anak OSIS. Butuh duit?, ya minta aja ke kita. Si keras kepala yang paling susah kalau dikasih tahu, apalagi kalau menyangkut tentang hubungannya dengan mantan kekasihnya. Seseorang yang ngakunya vegetarian tapi tetep doyan ayam kalau udah berbentuk bukan ayam lagi, misalnya risole ayam. Aneh kan?, emang!. Makanya gue sering ngatain dia Vegetarian palsu. Paling gak doyan sama susu putih, tapi kalau dipaksa tetep mau juga. Karena anak semata wayang jadi kepekaannya kurang. Terkadang karena hal sepele bisa jadi ribut sama dia. Yah pokoknya ngalah terus deh sama dia mah.
Alhamdulillah sekarang dia sudah menikah dan dikaruniai seorang bayi tampan bernama Nabil. Dan coba tebak siapa suaminya?
Ahaha, mantan kakak kelasnya yang pernah pedekatein dia waktu SMP. Kak Andhika. Orang yang irit omong. Gue pertama ngeliat dan dikenalin sama dia pas lagi ada kemah, waktu itu gue malah gak sengaja melengos pas dia ngajak salaman, hal itu sukses bikin nita manyun-manyun. Lah, padahal salah dia kan, yang ngajak kenalan kayak orang lagi komat-kamit. mana gue tahu!

Hemmy Aristina : Mrs. Humoris yang hampir disetiap momen saat perkemahan, mencari jejak, jerit malam, selalu satu pos dengan gue dan doni. Iyuh, biasanya kita bertiga dapet jatah di pos kedisiplinan, dan lokasinya gak pernah jauh-jauh dari tempat horror yang biasa disebut dengan kuburan. Dia ini cewek yang paling mempunyai jiwa keibuan dibandingkan kami. Meskipun ngocol, tapi dia tetap selalu menjaga sopan santun, tutur bahasanya juga halus. Mungkin karena dia punya gen darah keraton, bapak-ibunya juga sangat halus saat berbicara.
Dia bisa berubah menjadi orang yang tegas, kemudian ngocol, kemudian galak, dalam waktu yang singkat. Yang jelas dia adalah pribadi yang hangat, supel, dewasa, cekatan, dan bisa diandalkan dalam banyak hal. Dia juga termasuk anak yang cerdas di jurusan IPS, meskipun tidak terlalu menonjol. Jago Volly seperti nita dan fari, juga pandai membaca puisi. Yang gak enak dari dia adalah, paling susah di kepoin, apalagi disuruh curhat, lebih seneng memendam perasaannya ke kita-kita. Barulah setelah lulus sekolah dia mau ngobrol ini-itu. Sekarang dia sedang hamil muda lho... do'ain semuanya baik-baik saja ya...

Fari Rosa Sylviani Fauzi : Penggemar anaknya pak fauzi ini juga gak sedikit. Cantik, kaya, anak paskib, membuatnya cukup famous bagi warga sekolah. Selalu terkesan acuh tak acuh terhadap orang, terutama lawan jenis yang tidak dikenalnya. Pun gue baru deket sama dia dan nita saat mengikuti ekskul voly, dan di tahun ke dua ternyata gue sekelas sama dia, di osis dan pramuka pun kita satu kepengurusan, jadilah kita sering pergi bareng kemana-mana. Bersamanya jugalah hampir setiap jum'at sepulang sekolah kita berwisata kuliner di pasar doro. Berpindah-pindah tempat untuk mencicipi makanan setiap minggunya. Dan Bakso Kerikil terminal pun menjadi lokasi favorit kita, dengan catatan fari lah yang membayar tagihannya. Hehehe.
Well, punya teman famous itu nyebelin juga, maksud gue, gue capek setiap ada yang nanya ini dan itu ke gue. Kenapa coba pada gak gentle dan nanyain hal-hal yang pingin mereka tahu ke orangnya langsung?  kan biar mereka puas dan gak bawel ke gue. Mama-Papanya juga baik, tidak pernah alpa untuk memberikan oleh-oleh ketika pulang ke rumah. Papanya yang insinyur itu memang sibuk di kalimantan. Jadilah setiap ada acara di rumahnya, mamanya yang akan menyambut kami dengan suka cita. Yang bikin gak betah itu kalau manja, keras kepala, dan ambekannya lagi kumat, dih... ngegemesin bener... bikin pingin nyubitin pake tang. Saat ini dia masih dibuk kuliah dan... pacaran!


Masih adalagi sih soulmate-soulmate jaman berorganisasi di SMA
Ada Kartini si wonder woman,  Bagus Pambudi si calm yang senantiasa bersedia membantu kapan saja ketika dimintai pertolongan, Suby yang tangguh dan cerewet, Tyo yang meskipun suka ngedumel tapi tetap mau membantu, dll nya

Kalian selalu punya tempat tersendiri di hatiku

#Eaaa

Jangan lupain gue ya guys,
sejauh apapun jarak dan waktu memisahkan kita, selalu inget gue dalam do'a-do'a kalian...

Kamis, 07 Mei 2015

Ketika Gebetan Menikah; Berarti Bukan Jodoh. Udah Gitu Aja!

Mending Main layangan apa main Hati?

Main layangan mah jelas, narik-ulur benang
Main perasaan, yang ditarik-ulur bukan benang lagi,  tapi udah main hati

Jiahhh, hati lagi... hati lagi, salah terus dah yak?

Jadi, elo (gue) atau siapapun yang udah berani mainin hati
Flirting-flirting-in anak orang dan dijadiin gebetan
Ngasih - ngasih harapan tanpa kejelasan
Narik-ulur hati kayak layangan dalam waktu berkepanjangan

Jangan sakit hati, marah dan kecewa pula,
Kalau suatu saat nanti mainannya lepas dan diambil orang lain
itu sudah resikonya

Jangan salahkan bapak-Ibu mu
Jangan juga salahkan takdir yang belum memihakmu
Karena, seseorang yang kamu jadiin mainan itu, lambat laun, mereka juga akan menyadari bahwa ternyata selama ini mereka hanya tinggal di dunia khayalan
Dunia yang menawarkan berjuta keindahan namun ternyata hanya hal-hal semu yang didapatkan

Gebetan-gebetanmu itu...
Mereka juga manusia biasa yang membutuhkan kepastian, bukan janji-janji palsu!
Mereka juga pasti akan lelah dan jenuh jika terus ditarik ulur
*Lu kate kampanye apa?!
#ehh

Jangan marah dan menyalahkan siapapun!

Hadapi kenyataan bahwa kau (aku) Salah dan Kalah
Hiduplah sebagaimana kau (aku) hidup sebelum merasakan sakit karena ulahmu (ku) sendiri

Sebagaimana anak-anak di Afghanistan yang berlomba menerbangkan layangan, ketika benang layangan itu putus dan terbang bebas,

maka mereka harus mengikhlaskan layangan itu untuk dimiliki oleh orang lain yang berhasil memutuskan benang layangan mereka ketika laga berlangsung

Siapapun yang berani memulai, juga harus berani mengakhiri
Sesakit apapun itu!

Buat elo (gue), dan elo (gue lagi), yang mungkin saat ini sedang patah hati, terluka, kecewa, merana karena seseorang yang lo harepin itu akan atau sudah menjadi milik orang lain, Keep strong, Keep fight and just Move on!

Gak usah pacaran kalau emang gak mau sakit hati
Jangan PHP in anak orang kalau emang belum siap dan gak mau suatu saat nangis-nangis karna ditinggal nikah
dan bersyukurlah kalian para jomblo-jomblo berkualitas,
Yang senantiasa memperbaiki diri dalam perjuangan dan penantian

Kita gak berhak nyalahin siapapun atas setiap peristiwa yang kita alami, kita hanya perlu percaya bahwa Ketetapan-NYA adalah yang terbaik. Dan mengambil hikmah dari hal itu, agar kita tidak melakukan hal yang sama.


*PS: Gue biasa ngeliat orang yang patah hati
Nangis-nangis sambil mikirin sang mantan
Tapi belakangan ini gue baru tahu, kalau dampak ditinggal nikah itu bisa membuat seseorang menjadi menyebalkan sekaligus mengenaskan disaat yang bersamaan!



PHP